Schistosomiasis telah dikaitkan dengan kemiskinan, malnutrisi, penurunan produktivitas dan gangguan perkembangan kognitif pada anak-anak.
Menurut sebuah studi oleh Universitas Hasanuddin pada tahun 2019, schistosomiasis menyebabkan kerugian ekonomi sekitar 42 miliar rupiah per tahun di Poso karena berkurangnya produksi beras dan meningkatnya biaya perawatan kesehatan.
Studi ini juga menemukan bahwa schistosomiasis mempengaruhi kesehatan dan produktivitas hewan, terutama pada sapi dan kerbau.
Andi Nurul Hidayah Sari Dewi Nasution, seorang dokter hewan dan peneliti di Universitas Hasanuddin yang melakukan penelitian tersebut, mengatakan bahwa hewan dapat terinfeksi schistosomiasis ketika mereka minum atau merumput di dekat sumber air yang terkontaminasi.
“Mereka juga memiliki produksi susu dan tingkat kesuburan yang lebih rendah,” kata Nurul. “Beberapa dari mereka meninggal karena komplikasi parah.”
Dia mengatakan bahwa schistosomiasis hewan dapat menimbulkan risiko infeksi pada manusia jika orang mengonsumsi daging atau organ mentah atau setengah matang dari hewan yang terinfeksi. (benarnews.org/timur)