Selama masa peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto, terjadi situasi politik yang tidak stabil dan penuh ketidakpastian di Indonesia. Soekarno, presiden pertama Indonesia, menghadapi masalah ekonomi yang serius, kerusuhan sosial, dan tekanan politik yang meningkat.
Pada Maret 1966, Soeharto mengambil alih kekuasaan sebagai kepala pemerintahan dan memimpin pemerintahan sementara yang dikenal sebagai “Dwitunggal” (dua kepala negara) bersama Soekarno. Pada bulan Juli 1966, Soeharto dilantik sebagai Presiden Indonesia setelah Soekarno secara resmi mengundurkan diri.
Sebelum pemilihan presiden, Soeharto memperkenalkan program stabilisasi ekonomi yang bertujuan untuk mengatasi inflasi dan mengembalikan kepercayaan dunia internasional terhadap ekonomi Indonesia. Dia juga memerintahkan operasi militer yang dikenal sebagai “Operasi Bersih” untuk membersihkan PKI (Partai Komunis Indonesia) dan kelompok-kelompok ekstremis lain yang dianggap bertanggung jawab atas krisis sosial dan politik di Indonesia.