Oleh: Wina Armada Sukardi
Wartawan dan advokat senior dan Dewan Pakar Pengurus Pusat Mihammadiyah.
IPOL.ID – Jemaah sholat subuh di mesjid dekat rumah hamba, pada umumnya “itu-itu juga.” Penambahan “jemaah baru” memang selalu ada, tapi jumlahnya tidak signifikan, dalam artian tidak banyak.
Hamba perhatikan, jemaah sholat subuh di mesjid kami hampir datang dari semua kalangan: baik strata pendidikan, ekonomi, sosial dan budayanya. Jemaah yang beragam itu semua, di subuh hari diberikan nikmat oleh Allah untuk sholat berjemaah di mesjid. Tentu tujuan akhirnya semua sama: mengharapkan masuk surga dari Allah, dan menghindari neraka.
Seperti juga hamba ini, para jemaah datang ke mesjid melawan rasa kantuk dan malas, dan menembus dingin untuk menyerahkan diri kepada Allah. Semua ingin dimasukan ke dalam surga.
Di mesjid, kami berlomba-lomba memberikan yang terbaik kepada Allah. Sholat dengan khusyuk. Berdoa dengan sepenuh batin dan berharap diberikan yang terbaik. Diberikan Surga. Amin.
Pertanyaannya, siapa di antara kami yang bakal diberikan keberuntungan oleh Allah boleh masuk surga, dan siapa pula yang terpaksa harus masuk neraka jahanam?