IPOL.ID – Terik sinar matahari siang tepat di atas ubun-ubun kepala seperti tak dihiraukan oleh Ferdinandus Dauth dan beberapa rekannya. Butir keringat sebesar biji jagung mulai menetes dari dahi pria asli Ruteng, tapi ia tetap bersemangat membantu rekan-rekannya menyusun kursi-kursi dan meja. Total, ada 17 kursi warna cokelat muda dialasi jok empuk berbahan chiffon abu-abu halus.
Mereka menyusunnya membentuk lingkaran dan membuat siapa pun yang duduk di kursi akan terlihat saling berhadapan. Tepat di tengah lingkaran kursi, tersedia meja panjang yang tersusun dari empat meja persegi. Itulah sekelumit kesibukan di atas pinisi, kapal bertiang layar tradisional khas suku Bugis yang telah mendunia.
Kursi dan meja sengaja ditempatkan di bagian geladak kapal pinisi yang berlantai kayu jati cokelat serta dilengkapi pagar besi pengaman yang mengitari geladak. Tampak pula bahwa seluruh layar telah terlipat rapi ke tiang-tiang baja di geladak kapal.
Susunan kursi dan meja itu sejatinya disediakan untuk tempat duduk para pemimpin pemerintahan negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN yang sedang melakukan serangkaian pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 di Labuan Bajo, Rabu (10/5/2023) dilansir dari kemenkopmk.go.id.