Ketiga, tanggungjawab guru besar adalah dalam peran sosial. Di masa disrupsi seperti saat ini, guru besar harus menjadi teladan yang kokoh dan objektif dalam menjaga serta membimbing masyarakat untuk menghidupkan nilai-nilai baik-buruk, benar-salah, dan pantas-tidak pantas sebagaimana adanya.
“Kita juga harus terus dengan kesabaran, kesungguhan untuk mengajak, melatih dan memberi teladan lewat proses pencerdasan akal budi dan warga bangsa. Saya yakin gerakan ini harus jadi tanggungjawab kolektif kita termasuk bagi ormas-ormas keagamaan,” tuturnya.
Keempat, guru besar harus berperan dalam upaya mentransformasi kehidupan kebangsaan. Potensi yang dimiliki baik dari segi SDA maupun SDM kata Haedar harus menjadi perhatian para guru besar untuk mentransformasikannya secara akseleratif dan progresif.
“Maka dunia pendidikan perlu terkoneksi dengan seluruh institusi negara dan komponen bangsa untuk jadi pilar strategis memajukan Indonesia yang dalam diksi Muhammadiyah itu satu paket, Memajukan Indonesia Dan Mencerahkan Semesta,” jelasnya.