IPOL.ID – Jelang tahun politik 2024, sebaran informasi palsu (hoax) diperkirakan meningkat. Atas kekhawatiran tersebut, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah melakukan edukasi terkait literasi digital, seperti identifikasi potensi penyebaran hoax.
“Kita akan coba lakukan klasifikasi konten hoax melalui media ketika misalnya ada potensi hoax yang kita lihat kita coba membangun opini juga jadi istilahnya ada perang opini lah,” kata Ketua Hukum HAM dan Advokasi PP Pemuda Muhammadiyah, dilansir Senin (26/6).
Dalam Obral-Obrol liTerasi Digital (OOTD) di Jakarta, Nasrullah menyebut jika penyebaran berita bohong wajib ditangani secara serius karena berpotensi menimbulkan kegaduhan dan memecah belah masyarakat.
Kegiatan literasi digital, menurutnya sangat diperlukan mengingat banyaknya masyarakat Indonesia yang belum melek digital. Sedangkan sehari-hari menggantungkan informasi dari media sosial. Apalagi berdasar hasil penelitian Dewan Pers tahun 2019, hampir 70 persen masyarakat Indonesia mengandalkan informasi dari media sosial (medsos).