IPOL.ID-Pilkada DKI Jakarta yang akan digelar pada November 2024 hanya berjarak beberapa pekan dengan pilpres.
Meski begitu, koalisi pilpres dan pilkada diyakini tidak akan berbanding lurus dengan koalisi Pilkada.
Kecenderungan yang terjadi dalam beberapa pilkada, koalisi lokal akan terbentuk tanpa adanya pola yang pasti.
“Parpol di tingkat lokal akan bergerak berdasarkan kepentingan dan kebutuhan koalisi. Tidak akan terpola sama dengan koalisi di tingkat pusat,” papar head departemen politik and social change, Arya Fernandes, Minggu (25/6).
Dia menambahkan, koalisi parpol di pilkada tidak mengedepankan parliamentary threshold. Justru, kata dia kecenderungannya tingkat lokal, yang terjadi dibeberapa pilkada daerah. Parpol pemilik 1 kursi justru memiliki peranan penting.”
Yang terjadi ditingkatan koalisi lokal, apabila ada koalisi kurang satu kursi malah pemilik 1 kursi itu terbilang seksi dan menjadi perebutan dalam koalisi,” katanya.
Kecenderungan pola koalisi tersebut, sudah terjadi dalam beberapa kali pilkada yang terjadi di Jakarta sejak 2012. “Berangkat dari tiga pilkada DKI, 2024 pun akan sama dengan sebelum-sebelumnya,” tandasnya.(Sofian)