Kepala Pusat Riset Teknologi Satelit Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wahyudi Hasbi mengungkapkan bahwa LAPAN-A3 memiliki lifetime lebih lama dari perkiraan. Hal ini tidak lepas dari peran para operator yang terus menjaga kesehatan satelit dan mengoperasikannya. “Selain itu, keberhasilan LAPAN-A3 melampaui perkiraan umur 3-4 tahun ini ditopang oleh para periset yang secara konsisten melakukan riset teknologi satelit yang maju,” tuturnya dikutip dari laman brin.go.id.
Selain sumber daya manusia, lanjut Wahyudi, ketersediaan fasilitas infrastruktur riset satelit di BRIN juga turut mendukung penguatan ekosistem riset dan inovasi. Saat ini Pusat Riset Teknologi Satelit terus meningkatkan kolaborasi riset dengan berbagai pihak melalui skema postdoctoral dan visiting researcher. “Kami membuka riset terkait sensor satelit, operasi satelit dan sistem komunikasi satelit. Melalui kolaborasi ini tentu harapannya produktivitas riset satelit dapat sesuai target,” pungkasnya.
LAPAN-A3 merupakan satelit kedua yang dibuat di Indonesia. Berbeda dari satelit generasi sebelumnya LAPAN-A2, Satelit LAPAN-A3/LAPAN-IPB mengorbit di ketinggian 505 kilometer di atas permukaan bumi. Satelit ini juga memiliki orbit polar, yaitu melintasi kutub utara dan selatan sehingga dapat mengamati seluruh permukaan bumi.