IPOL.ID – Beberapa waktu yang lalu, publik dihebohkan dengan fenomena banjir lahar dingin yang terjadi di sekitar Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dilansir dari berbagai sumber, banjir bandang tersebut bahkan menyebabkan jembatan rusak.
Terkait dengan fenomena ini, Ahli Vulkanologi ITB, Mirzam Abdurrachman, menjelaskan, bahwa lahar merupakan hasil pemindahan dari material vulkanik yang belum mengalami konsolidasi. “Material seperti abu vulkanik dan piroklastik yang belum terkonsolidasi jika bercampur dengan air akan menghasilkan debris flow, yakni aliran massa,” ujar Mirzam baru-baru ini.
Pada dasarnya lahar terbagi menjadi dua jenis, lahar dingin atau lahar hujan dan lahar panas akibat erupsi. Kedua jenis lahar ini tentu berbahaya, namun lahar dingin lebih berbahaya karena antisipasinya yang sulit. “Berbeda dengan lahar panas, terdapat beberapa jenis air yang dapat bercampur dengan material yang belum terkonsolidasi. Akibatnya, butiran material ini saling mendorong ketika bercampur sehingga terjadi lahar,” ujarnya dilansir dari itb.ac.id.