“Pembelian SBN di semester I tahun 2023 telah turun sebesar 65.8 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022. Hal tersebut dikarenakan fokus perusahaan yang terus mendorong penyaluran kredit di tahun ini,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (30/7).
Selain itu, menurutnya penempatan dana pada SBN hingga akhir tahun masih akan terus dilakukan sebagai bagian dari strategi optimalisasi imbal hasil aset bank. Namun penempatan pada SBN akan tetap memperhatikan pergerakan kebutuhan likuiditas dan pasar.
Adapun penyaluran kredit tetap menjadi prioritas penempatan dana bank di tahun 2023 yang diproyeksikan dapat tumbuh double digit sejalan dengan proyeksi pemerintah. Penempatan pada SBN dilakukan atas likuiditas yang belum tersalurkan ke sektor kredit dengan mempertimbangkan maturity gap aset dan liabilitas.
Achmad Royadi menambahkan bahwa pertumbuhan kredit ditargetkan dapat menyentuh di kisaran 10 persen hingga 12 persen pada tahun ini. Tentunya hal ini didukung dengan kondisi ekonomi makro Indonesia yang masih kondusif dan terus bertumbuh.