Ia menjelaskan, “Ya kita coba, cari di mana yang kira-kiranya kita bisa masih bekerja untuk mempertahankan kehidupan kita. Sampai [pilihan] kita akhirnya jatuhnya ke Amerika. Di sini semua tentu sudah tahu. Bahwa di sini, kalau untuk bekerja yang standar saja, tidak usah yang hebat-hebat, yang standar kita sajalah umumnya, itu kan lebih gampang kalau cuma untuk kehidupan saja, cuma buat makan.“
Di Amerika, sang suami dapat kembali bekerja di hotel seperti pekerjaan lamanya di Indonesia. Sinta sendiri sempat bekerja antara lain di panti wreda sebelum dikenal berkat masakan pempeknya. Mengawali usaha pempeknya di Maryland, warga Florida ini mengaku masih mendapat pesanan dari berbagai penjuru Amerika.
Seperti Nurma dan Dita, ia menganggap beralih kewarganegaraan memudahkannya dalam menjalani kehidupan di Amerika. Namun ia mengakui bahwa keinginan beralih itu muncul setelah menghadapi kesulitan dan kekecewaan saat mengurus surat dan dokumen, terutama perpanjangan paspor Indonesia, di Amerika.