Kesenian tersebut diketahui lahir pada masa peralihan Orde Baru ke Reformasi, ditandai dengan situasi masyarakat Indonesia yang tidak menentu.
“Bedug Kerok berawal dari 1997-1998 di saat situasi politik Indonesia sedang tidak menentu. Sama-sama kita ketahui pergerakan reformasi menggulingkan Orde Baru dan pada situasi tersebut tercipta situasi membingungkan bagi masyarakat Indonesia,” tukas Abah.
Kemudian para pegiat seni tergabung di Pasentra membuat kreasi musik tradisional kontemporer, untuk menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Dengan harapan kondisi bangsa dan negara akan kembali membaik.
“Tujuan dari Bedug Kerok itu senantiasa bermunajat terhadap Allah SWT memohon sesuatu terbaik untuk bangsa dan negara” ucap Abah.
Pertunjukan Bedug Kerok di acara tersebut berlangsung meriah dan megah sejak awal para pemusik memainkan alat-alat musik masing-masing dari segala penjuru di sekitar panggung.
Setelah itu, ada aba-aba dari pemusik di atas panggung, para pemukul bedug dan kentongan pun tumpah ruah di depan panggung, membuat para penonton terpukau.