Lebih lanjut, Sandi menyebut, jihad kekinian di bidang ekonomi dapat dilakukan, sehingga (santri) bisa ikut berpartisipasi aktif dalam kemajuan bangsa.
“Jadi jangan sampai kita menjadi tamu di negeri sendiri. Perlu adanya santri yang terjun di dunia digital dan ekonomi. Untuk itu kita harus gerak cepat bahwa kita bisa mandiri,” kata Sandiaga.
Dia menjelaskan, dari 5 rukun Islam, 2 rukun diantaranya mendorong umat muslim untuk memiliki kecukupan harta dan finansial, yaitu zakat dan haji. Maka, umat muslim yang bisa berzakat hingga berhaji termasuk dalam orang yang punya kekuatan ekonomi kuat.
Maka dari itu, Sandiaga pun berharap agar para santri pun bisa terjun ke dunia bisnis untuk bisa menunaikan ibadah tersebut. Apalagi, Nabi Muhammad SAW sejatinya merupakan seorang pengusaha dan pedagang dahulunya.
“Bahkan, Rasulullah SAW sebelum diangkat menjadi nabi juga berprofesi sebagai kontributor pengusaha dan pedagang. Saya ingin santri itu dituntut mengerti ilmu agama, berdakwah dengan cara konvensional, tapi juga ada cara transformasional, yaitu melalui digitalisasi, melalui produk-produk ekonomi kreatif, seperti teh, kopi, dan kuliner,” tutur dia.