Pembukaan pabrik AC di dalam negeri merupakan langkah Sharp Indonesia guna memenuhi permintaan pasar domestik juga ekspor.
Selanjutnya, tingginya permintaan akan produk penyejuk udara di Indonesia ini tak terlepas dari posisi geografis Indonesia, terletak pada garis khatulistiwa.
Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki iklim tropis. Matahari terus bersinar sepanjang tahun dengan suhu relatif tinggi.
Saat ini, Sharp menempati posisi pertama di pasar AC Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 24%. Berkapasitas produksi sekitar 900.000 unit per tahun, sebut saja di tahun pertama dan akan terus menambah kapasitas produksi sejalan dengan perkembangan bisnis mencapai 1,2 juta unit pertahun.
“Kami optimis dapat meningkatkan pangsa pasar menjadi 30%,” kata Shinji Teraoka, Presiden Direktur PT Sharp Electronics Indonesia pada awak media di kawasan KIIC di Jl. Harapan Raya, Karawang, Rabu (23/8) siang.
Perwakilan Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Taufik Bawazier menyampaikan, Penanaman Modal Asing (PMA) masih berkontribusi paling besar pada realisasi semester ini, yaitu mencapai Rp 363,3 triliun, atau tumbuh 53,5% secara tahunan (yoy).