IPOL.ID – Belakangan ini aksi tawuran dan kejahatan jalanan kerap kali terjadi, bahkan sampai memakan korban jiwa. Sehingga kedua aksi tersebut menjadi momok mengerikan hingga meresahkan warga di wilayah Jakarta Selatan khususnya.
Seperti halnya warga Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu dan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, resah terhadap tawuran dan kejahatan jalanan tersebut. Terhitung, dalam kurun waktu 1 bulan ini sudah terjadi 10 kali tawuran di lokasi RW 01, Lenteng Agung berbatasan dengan RW 03, Kel. Kebagusan.
Langkah yang dilakukan dua Polsek berdampingan pun sudah dijalankan sesuai prosedur untuk mengantisipasi terjadinya tawuran.
Kali ini, guna mencegah aksi tawuran tersebut, dilakukan pertemuan antara warga yang berdampingan lokasi. Dihadiri unsur 3 pilar (Camat, Lurah, Kapolsek, Danramil), pengurus RW dan RT setempat.
Langkah itu ditempuh untuk mempersatukan warga agar dapat berdampingan dalam keadaan aman dan damai. Sekaligus mendeklarasikan Kampung Siaga sebagai dasar untuk mencegah tawuran dan kejahatan jalanan di Lapangan Bulutangkis, RT 3/3, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Selasa (8/8) sekitar pukul 20.00 WIB.
Kapolsek Jagakarsa, Kompol Multazam Lisendra mengungkapkan, kejadian tawuran sudah menelan korban jiwa. Bahkan belum lama ini warga Jagakarsa meninggal dunia setelah terjadi aksi tawuran di kawasan Andara, Cilandak.
“Rata-rata pelaku tawuran mempunyai problem didalam rumah, mereka mencari perhatian diluar, saya meminta kepada anak-anak muda disini tidak usah ikut-ikutan melihat Instagram, jangan mau diajak untuk bertemu dan tawuran, kalau sudah ada korban yang rugi orang tua, kalo ditangkap polisi, baru orang tua datang, kemana aja selama ini,” tutur Multazam di Jakarta Selatan pada ipol.id, Rabu (9/8).
Kapolsek menekankan, jika mereka ingin berkelahi, Polsek Jagakarsa telah menyiapkan tempat latihan gratis menuai prestasi. Menurutnya, daripada berkelahi, tawuran di jalanan dan meresahkan masyarakat. Ditekankannya hasil senjata tajam yang disita sebagai barang bukti itu menyeramkan.
“Sebagai bahan untuk berpikir 2 kali jika ingin melakukan tawuran,” tandas Multazam.
Diketahui wilayah Lenteng Agung dan Kebagusan saling berdampingan disamping sebagai pemukiman padat. Sehingga masalah tawuran harus dilakukan dari tingkat bawah, dan sangat penting orang tua berperan mengawasi anak-anaknya.
“Orang tua harus kepo kepada anaknya, tanya mau kemana ketika dia pergi, tegas katakan untuk tidak menggunakan hp saat sudah larut malam,” tambah Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Rusit Malaka turut hadir pada kesempatan itu.
Sebelumnya, Kapolsek Pasar Minggu juga mengabsen kehadiran RT dalam kegiatan tersebut, namun terlihat tidak sepenuhnya mereka hadir.
“Saya meminta jadwal Pak RW untuk turun ke bawah dan bertemu dengan RT didampingi Babinkamtibmas, agar pelaksanaan kegiatan ini benar-benar dijalankan dan bukan sekadar seremony,” tegas Kapolsek meminta kepada Pak RW 03, Marulloh.
Kegiatan itu juga dihadiri Danramil Jagakarsa, Mayor Slamet, Danramil Pasar Minggu, Mayor Sugianto, Camat Jagakarsa, Santoso, dan Camat Pasar Minggu, Arief Wibowo. Disamping itu juga Ketua RW dan seluruh Ketua RT berdampingan, Ketua RW 03, Marulloh, FKDM serta masyarakat Kebagusan dan Lenteng Agung. (Joesvicar Iqbal)