IPOL.ID – Duta Besar RI untuk Finlandia merangkap Estonia, Ratu Silvy Gayatri, menghadiri acara peresmian Bali Restaurant. Dalam bahasa Finlandia, restoran ini disebut Ravintola Bali. Dikatakan, hadirnya kuliner khas tanah air di negeri orang, merupakan sebuah bentuk gastgrodiplomasi, yakni memperkenalkan RI melalui diplomasi kuliner.
“Restoran ini tentu dapat menjadi jembatan bagi masyarakat Finlandia untuk lebih mengenal Indonesia,” kata Dibes Silvy di Helsinki Finlandia baru-baru ini. Disamping itu, lanjutnya, hadirnya kuliner asli Indonesia di Finlandia diharapkan dapat semakin mempererat people-to-people contact antara masyarakat Finlandia dengan masyarakat Indonesia.
Restoran Bali ini berlokasi tidak jauh dari pusat Kota Helsinki tersebut didirikan oleh diaspora Indonesia di Finlandia, Ibu Christie Chasslam dan suaminya, Prof. Markku Känninen.
Acara peresmian Bali Restaurant dilengkapi dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Dubes RI. Para tamu yang datang lalu dihibur dengan penampilan tarian Topeng Bali dan dilanjutkan mencicipi beragam menu yang disajikan oleh Bali Restaurant.
Bali Restaurant menyajikan beragam masakan khas Indonesia, antara lain rendang, opor ayam, mi goreng, nasi goreng, bakso daging, gado-gado, termasuk beragam jenis gorengan, seperti bakwan, tempe goreng, dan pisang goreng. Tidak hanya untuk warga asing yang tertarik mencicipi cita rasa Indonesia, Bali Restaurant juga dapat menjadi obat bagi masyarakat Indonesia yang rindu masakan tanah air.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Luar Negeri RI, Bali Restaurant berlokasi di Jalan Mäkelänkatu 22, Helsinki, Finland. Peresmian Bali Restaurant sebelumnya telah diawali dengan soft launching pada bulan April 2023 yang juga dihadiri oleh Dubes RI.
Sebagai tambahan informasi, pemerintah untuk mendorong gastrodiplomasi telah mendorong ekspor rempah-rempah Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebelumnya menargetkan sebanyak 4.000 restoran Indonesia yang baru berdiri sudah dapat beroperasi untuk mendorong pertumbuhan ekspor rempah-rempah dari Indonesia hingga USD2 miliar dolar AS di tahun 2025. (tim)