Kuliner tradisional menjadi jembatan yang menghubungkan masyarakat dengan akar budaya mereka.
Setiap hidangan menjadi cerminan dari kreativitas dan kearifan lokal. Misalnya, sajian makanan yang khas, seperti “Rendang” dari Indonesia, mungkin berasal dari kebutuhan masyarakat untuk mengawetkan dan mengolah daging dalam lingkungan tropis yang panas.
Di dalam hidangan tersebut, terdapat cerita tentang adaptasi, kreativitas, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat.
“Makanan adalah cerminan dari kebudayaan suatu bangsa atau daerah. Melalui makanan, kita bisa memahami sejarah, nilai-nilai, dan tradisi suatu komunitas. Makanan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai kelompok etnis dan budaya, sehingga komunikasi massa berperan dalam memupuk pemahaman lintas budaya,” kata Rudy Harjanto, dalam diskusi ‘Kuliner dalam Pesona Magis Komunikasi Massa’ beberapa waktu lalu.
Identitas lokal membentuk identitas nasional yang lebih besar. Dalam banyak kasus, makanan tradisional yang unik menjadi ciri khas suatu negara dan menjadi alat untuk memperkenalkan budaya mereka kepada dunia.