“Aku belajar dari youtube, teman, dan dosen dosenku mengenai wawancara. Tetapi waktu itupun masih sangat kurang bagiku karena baru ngumpulin bahan buat wawancara, eh jadwal wawancara itu udah keluar dan belum sempat latihan mock interview gitu. Al hasil aku wawancara dengan bahan mentah dan rasa deg degan yang tinggi,” kenangnya.
“Aku tidak berharap banyak sebetulnya, mengingat persiapanku tidak semaksimal biasanya. Berkat doa dan dukungan berbagai pihak, Alhamdulillah aku lulus dengan negara tujuan Amerika Serikat,” lanjutnya.
Sontak kampus heboh mendengar salah satu mahasiswanya lulus seleksi beasiswa kuliah di Amerika. Para dosen dan temen seperti tidak percaya. Apalagi saya mendapat beasiswa penuh untuk kuliah satu semester di Amerika. Kehebohan juga terjadi di desa. Banyak orang yang datang dan memberi ucapan selamat, penanda bangga ada anak daerah yang berhasil kuliah ke luar negeri.
“Aku menangis. Karena Bapak meninggal sebulan sebelum kabar bahagia ini datang. Padahal dia adalah orang yang paling mendukungku untuk bisa berkuliah di luar negeri,” ucapnya terbata-bata.