Ketika stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol lebih banyak. Hal ini bisa membuat kadar hormon yang memengaruhi siklus haid, seperti estrogen dan progesteron, menjadi tidak seimbang sehingga siklus haid tertunda atau tidak teratur.
- Kram perut
Ciri-ciri telat haid karena stres dapat berupa kram perut. Pasalnya, siklus haid yang memanjang bisa membuat peluruhan lapisan dinding rahim menjadi lebih lama, sehingga memicu terjadinya kram perut. Selain itu, stres juga dapat meningkatkan produksi prostaglandin dalam tubuh.
Prostaglandin juga turut bertanggung jawab terhadap kram perut karena senyawa ini bisa menyebabkan otot dan pembuluh darah di rahim berkontraksi. Dampaknya, muncul nyeri haid yang tidak tertahankan menjelang masa haid.
- Perdarahan yang banyak
Telat haid karena stres bisa menyebabkan perdarahan yang banyak ketika haid tiba. Hal ini dapat terjadi akibat dari ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh.
- Gangguan siklus ovulasi
Stres yang berkepanjangan atau tidak dikelola dengan baik bisa membuat pelepasan sel telur ke dalam rahim (ovulasi) menjadi terhambat. Efeknya, siklus haid menjadi terganggu, haid menjadi tidak teratur, atau telat haid.
- Perubahan suhu basal
Suhu tubuh saat ovulasi akan mengalami peningkatan. Namun, lain halnya ketika Anda mengalami stres. Perubahan suhu tubuh bisa menjadi tidak beraturan atau tidak jelas akibat ovulasi yang tertunda.
- Perubahan mood
Ciri telat haid karena stres lainnya dapat berupa perubahan mood. Anda dapat menjadi mudah marah, sedih, atau tersinggung. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh dari kadar hormon kortisol yang meningkat.
- Perubahan nafsu makan
Telat haid karena stres bisa menyebabkan nafsu makan berubah. Ciri-ciri telat haid ini muncul akibat stres itu sendiri. Orang yang sedang mengalami stres bisa memiliki nafsu makan rendah, karena orang tersebut terlalu fokus pada stres yang dialaminya.