Disusul oleh sang putra yang berhasil menyelesaikan program sarjana dengan IPK sebesar 3,46. Meski sama-sama mendapatkan nilai yang sangat memuaskan, Sahal mengungkapkan bahwa perjalanan mereka banyak hambatan.
Sahal mengungkapkan, selama beberapa tahun masa studinya, dia menjalankan peran ganda sebagai ayah, suami, sekaligus mahasiswa.
Di tengah kesibukan tersebut, ia juga mengemban tanggung jawab mengajar. Kehidupan gandanya sebagai pelajar dan pendidik menjadi sebuah tantangan yang dihadapinya dengan tekad dan semangat.
Tak hanya itu, dalam tahap akhir studinya bersama putra tercintanya, ayah empat anak ini merasa belum mampu memberikan dukungan sepenuhnya kepada Usama, panggilan akrab anaknya, dalam menyelesaikan tugas akhir.
“Bisa lulus bareng ini pun sebenarnya bisa dibilang mukjizat, karena banyak kendala dalam beberapa hal,” jelasnya, mengutip laman ITS.
Dalam suasana yang penuh haru dan rasa bangga, ayah dan anak yang memiliki kecintaan mendalam pada kesenian Indonesia ini merasa sangat bersyukur.