Bagi Ferian, teknologi ekstraksi asam humat batubara peranap sejalan dengan program pemerintah untuk peningkatan nilai tambah batubara yang diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2020. Kerja sama pengembangan teknologi ekstraksi asam humat yang dilaukkan UGM dan Bukit Asama juga menjadi bagian dari usaha percepatan hilirisasi produk asam humat untuk segera diproduksi secara massal dan dipasarkan secara komersial. “Tahun 2024 kami akan membuat prototipe dengan skala produksi asam humat 60 ton per tahun dari batubara peranap di wilayah Riau Tengah,” pungkasnya. (Gusti G /ugm.ac.id)