“Bukan gempa saja, ada contoh di wilayah yang rawan banjir maka bangunan beradaptasi dengan banjir. Mahasiswa teknik sipil bisa mempelajari bagaimana beradaptasi banjir, maka ketika volume air naik maka bangunan akan naik. Ketika volume turun maka bangunan akan turun,” tambah Radito.
Pada seminar ini dibahas berbagai topik yang berkaitan Peran Teknik Sipil dalam Mitigasi Resiko Gempa baik dari aspek pembuat regulasi dalam hal ini BNPB, akademisi dari berbagai kampus di seluruh Indonesia, praktisi di bidang teknik sipil, pihak industri yang terkait langsung dengan kegiatan mitigasi pasca bencana.
Hadir lebih dari 30 pemakalah yang dibagi dengan 5 grup diskusi sesuai bidang Ilmu masing masing yaitu Pengelolaan Sumber Daya Air, Transportasi, Struktur Bangunan, Geoteknik dan Manajemen Proyek, termasuk mahasiswa yang akan mengambil Tugas Akhir ataupun baru saja menyelesaikan Sarjana.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan 4 mitra kerjasama FT UKI yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak dan Indonesian Civil Engineer Society of North America (ICESNA), dan pihak industri dengan Glodon Teknologi digital Plat form BIM cubicost. (tim)