IPOL.ID – Melambungnya harga telur ayam dan beras berdampak pada para pedagang dan pembeli. Di Pasar Ciracas, Kelurahan/Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, para pedagang mendesak agar pemerintah bisa segera menurunkan dan menstabilkan harga bahan pokok.
Mereka meminta kepada pemerintah dapat mengambil langkah serius untuk menyelesaikan masalah mahalnya harga bahan pokok yang terus melemahkan daya beli masyarakat.
Di antaranya harga beras dan telur ayam, dua komoditas yang termasuk sembilan bahan pokok (Sembako) tapi harganya terus melonjak belakangan ini sehingga sulit dijangkau daya beli warga.
Suara keluhan pedagang beras di Pasar Ciracas, Jun, 40, berharap terhadap pemerintah cepat mengambil langkah untuk menurunkan dan menstabilkan harga agar tidak memberatkan daya beli warga.
Sebelumnya, harga beras medium Rp12.000 kini naik menjadi Rp13.500 per kilogram, sedangkan untuk beras jenis premium dari Rp13.000 menjadi Rp14.000 ribu per kilogram.
“Harapannya harga kembali normal lagi. Biar kita juga enggak bingung jualannya. Kalau harga beras stabil saja kita lebih mudah jualnya,” ungkap Jun pada awak media di Pasar Ciracas, Selasa (24/10).
Bukan tanpa sebab, dengan harga jual beras medium mencapai Rp13.500 dan beras premium Rp14.000 tersebut melebihi harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah.
Pasalnya HET untuk beras jenis medium zona 1 yang mencakup wilayah DKI Jakarta harusnya Rp10.900 per kilogram, dan untuk beras premium HET-nya Rp12.900 per kilogram.
“Ini sudah berlangsung tiga bulan terakhir. Otomatis omzet kita jualan merosot, karena daya beli masyarakat menurun. Omzet saya turun sekitar 30 persen, karena pembeli berkurang,” ujar Jun.
Senada dengan Jun, pedagang telur di Pasar Ciracas juga mengeluhkan meroketnya harga. Pedagang telur, Yanto, 50, mengungkapkan, adanya kenaikan harga telur ayam yang mencapai Rp25.000 per kilogram berakibat jumlah pembeli merosot dan omzet kedodoran hingga 50 persen.
“Pemerintah yang bijaklah. Jangan peraturan itu bolak-balik tapi semua harga enggak ada stabil. Rakyat kecil yang ada di pasar pada ngeluh,” keluh Yanto.
Diakuinya beberapa waktu lalu harga telur ayam sempat turun menjadi Rp23.000 dan Rp24.000 per kilogram, tapi hanya dalam waktu satu pekan kembali naik menjadi Rp25.000.
Sementara, kenaikan harga telur ayam dapat terjadi hanya dalam hitungan hari, persoalan ini memberatkan pedagang karena harus merogoh modal lebih banyak untuk belanja dagangannya.
“Kadang telur bebek juga naik, telur ayam kampung naik. Telur bebek sekarang Rp25 ribu, Rp26 ribu. Kemarin modal saja Rp25 ribu, Rp26 ribu. Enggak dapat untung, terpaksa ngambil tipis,” tutup Yanto. (Joesvicar Iqbal)