Bukan tanpa sebab, dengan harga jual beras medium mencapai Rp13.500 dan beras premium Rp14.000 tersebut melebihi harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah.
Pasalnya HET untuk beras jenis medium zona 1 yang mencakup wilayah DKI Jakarta harusnya Rp10.900 per kilogram, dan untuk beras premium HET-nya Rp12.900 per kilogram.
“Ini sudah berlangsung tiga bulan terakhir. Otomatis omzet kita jualan merosot, karena daya beli masyarakat menurun. Omzet saya turun sekitar 30 persen, karena pembeli berkurang,” ujar Jun.
Senada dengan Jun, pedagang telur di Pasar Ciracas juga mengeluhkan meroketnya harga. Pedagang telur, Yanto, 50, mengungkapkan, adanya kenaikan harga telur ayam yang mencapai Rp25.000 per kilogram berakibat jumlah pembeli merosot dan omzet kedodoran hingga 50 persen.
“Pemerintah yang bijaklah. Jangan peraturan itu bolak-balik tapi semua harga enggak ada stabil. Rakyat kecil yang ada di pasar pada ngeluh,” keluh Yanto.
Diakuinya beberapa waktu lalu harga telur ayam sempat turun menjadi Rp23.000 dan Rp24.000 per kilogram, tapi hanya dalam waktu satu pekan kembali naik menjadi Rp25.000.