IPOL.ID – Ketinggian air sebuah sungai di hutan hujan Amazon, Brasil, telah mencapai titik terendah dalam 121 tahun terakhir di tengah kekeringan yang melanda dunia saat ini.
Rio Negro, anak sungai terbesar kedua di Amazon, di kota Manaus itu mencatat ketinggian air 13,59 meter pada Senin (16/10), level terendah sejak pencatatan dimulai pada tahun 1902.
Angka itu melewati rekor terendah sepanjang masa sebelumnya yang terjadi pada tahun 2010 dan jauh lebih rendah daripada pengukuran yang dilakukan setahun yang lalu, ketika ketinggiannya mencapai 17,60 meter.
Ketinggian ini juga jauh lebih rendah dari 30,02 meter yang tercatat pada Juni 2021 – rekor tertinggi dalam sejarah.
Hal ini terjadi ketika kekeringan dan suhu tinggi melanda wilayah tersebut. Kondisi itu mengganggu masyarakat serta membunuh satwa liar.
Para ahli memperingatkan bahwa situasi di Amazon kemungkinan besar akan memburuk akibat perubahan iklim.
Awal bulan ini, lebih dari 100 lumba-lumba dan ribuan ikan ditemukan mati dan para peneliti memperingatkan bahwa kondisi tersebut membuat satwa liar semakin sulit untuk bertahan hidup.
Suhu air di beberapa bagian Amazon mencapai rekor 39 derajat celcius.
Rendahnya permukaan air sungai menyebabkan ratusan masyarakat kesulitan untuk mengakses air minum dan mengganggu rute navigasi komersial di jalur air, sehingga banyak kapal yang terdampar.
Pada Juli 2021, banjir bersejarah di wilayah tersebut merusak tanaman ratusan masyarakat dan berlangsung selama sekitar tiga bulan.
Philip Fearnside, seorang peneliti di Institut Nasional Brasil untuk Penelitian Amazon, memperkirakan peristiwa semacam itu di wilayah tersebut kemungkinan akan menjadi lebih sering dan lebih parah karena perubahan iklim.
Dia mengatakan bahwa air permukaan di Samudra Pasifik ekuator timur sekarang lebih hangat dibandingkan dengan El Nino “Godzilla” pada tahun 2015-2016, yang menyebabkan banyak kondisi global yang ekstrem, dan terus meluas.
Di Amazon, pemanasan Pasifik ini terutama menyebabkan kekeringan di bagian utara wilayah tersebut.
Selain itu, sebuah patch air hangat di Atlantik Utara tropis menyebabkan kekeringan di bagian selatan Amazon, menurut para peneliti.
“Perkiraan awal hujan akan tertunda dari biasanya, dan musim hujan akan lebih kering dari biasanya,” kata Fearnside.
“Hal ini tidak hanya akan mengakibatkan air yang sangat rendah tahun ini, namun juga pada tahun 2024.”
“Hingga musim hujan dimulai di cekungan tersebut, situasi yang sudah berlangsung akan semakin memburuk,” katanya dilaporkan skynews dikutip Rabu (25/10). (far)
Sungai Amazon Mengering ke Level Terendah Dalam 121 Tahun Terakhir
