Untuk pemilih partai politik, Prabowo-Gibran unggul di pemilih Gerindra (83,6%), Demokrat (78,6%), Golkar (62,7%), PAN (48,1%), dan PKB (40,4%). Ganjar-Mahfud unggul di pemilih PDIP (77,3%) dan PPP (33,3%). Anies-Muhaimin unggul di pemilih PKS (64,3%) dan NasDem (54%).
Lebih jauh, Hanggoro mengutarakan, secara ormas ke Islaman, Prabowo-Gibran unggul di Nahdlatul Ulama (NU) di angka 44,6%.
Ganjar-Mahfud unggul di Muhammadiyah di angka 52.6%. Pemilih Anies-Muhaimin paling banyak terkonsentrasi dari Muhammadiyah, meski masih di bawah Ganjar-Mahfud (21,1%).
Pertanyaannya, apakah ketiga cawapres potensial menambah suara bagi capresnya?
Hanggoro mengatakan, potensial tambahan suara dari Gibran minimal berasal dari tiga hal. Pertama, pemilih di Jawa Tengah (13,39%). Kedua, pemilih milenial (48,5%). Ketiga, pemilih yang puas terhadap Joko Widodo (Jokowi) (70-80%).
Dari Mahfud MD, tambahan suara potensial minimal berasal dari dua segmen masyarakat. Pertama, pemilih NU populasi sekitar 50%. Kedua, pemilih militan anti korupsi jumlahnya 10%.