Sejak Tahun 2020 saat harga kedelai impor naik Rp7.200 ke Rp9.200 per kilogram hingga kini bahkan sudah beberapa kali para produsen tahu dan tempe melakukan aksi mogok produksi.
“Alasan kenaikan harga kedelai selalu dollar, dan kedelai impor belum datang. Ini kan kedelai impor semua dari Amerika, karena di Indonesia kayaknya sudah enggak ada (menghasilkan) kedelai lokal,” tukas dia.
Dia menekankan, harusnya pemerintah menggalakkan kembali menghasilkan kedelai lokal. Sebab, menurutnya, kedelai lokal jauh lebih baik daripada kedelai impor.
“Daripada bergantung pada kedelai impor dan harga terus menerus tidak stabil, kami para produsen tahu hanya mengharapkan kestabilan harga kedelai, dan harga kedelai impor jangan seenaknya naik, seperti dipermainkan,” tegas Dindin. (Joesvicar Iqbal)