Anu bercerita, jika kesenjangan pendidikan di Yogyakarta dan Papua sangat tinggi. “Sebagus-bagusnya nilai kami di Papua, itu tetap rendah jika dibandingkan di sini,” ucap Anu.
Anu mengaku, keterbatasan akses menjadi salah satu penyebabnya. Namun, melalui beasiswa ADik ini, Anu menjawab tidak ada lagi keterbatasan untuk meraih cita-cita yang diinginkannya.
Seperti di Program Studi Hubungan Internasional yang dia tempuh, bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar perkuliahan. Padahal, di SMA-nya dulu pembelajaran bahasa Inggris masih di tahap pengayaan kosa kata, sehingga dirinya harus mengejar ketertinggalan tersebut ketika masuk program studi yang ia pilih. “Jika mahasiswa lain belajar dua kali, saya harus belajar empat kali,” ujarnya.
Motivasi Anu mengambil program studi Ilmu Hubungan Internasional adalah berpikir global dengan aksi lokal. Hal ini juga sejalan dengan keinginannya untuk membangun Papua, dia ingin membenahi aspek sumber daya manusia (SDM) terlebih dahulu melalui penyediaan akses pendidikan yang merata dan berkualitas.