IPOL.ID – Pengemudi taksi daring se-Jabodetabek tergabung dalam komunitas Revolusi Driver Online (RDO) di Jakarta, Rabu (22/11) menuntut kenaikan tarif dipicu mahalnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan suku cadang mobil.
“Tarif yang kami rasakan selama ini adalah Rp3 ribu per kilometer dan itu berlaku sebelum harga BBM naik. Jadi setelah harga BBM naik, itu menjadi tolak ukur kami untuk meminta penyesuaian tarif,” tutur Revi, perwakilan dari komunitas RDO di Jakarta, Kamis (23/11).
Lebih jauh, Revi menilai harga/tarif yang ditetapkan saat ini sudah tidak sesuai karena memberatkan biaya operasional sehari-hari. Selain BBM, harga onderdil mobil seperti busi, kanvas rem, ban dan oli juga terus meningkat.
Kebutuhan operasional itu dianggap sangat menguras pengeluaran, namun para pengemudi daring tidak bisa menghindarinya dan terpaksa membeli agar bisa tetap berpenghasilan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sehingga para pengemudi taksi daring itu meminta agar penyesuaian tarif dilakukan dengan melayangkan surat permintaan ke lembaga terkait, seperti Kementerian Perhubungan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), dan pemerintah daerah.
“Kami meminta naik menjadi Rp5.491 per kilometer sesuai kenaikan BBM dan lain-lain, itu saja tuntutan kami,” pinta Revi.
Harapannya, tuntutan itu bisa seperti upah minimum provinsi (UMP) di Jakarta pada 2024 yang sudah ditetapkan untuk dinaikkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Hal itu dikarenakan UMP dinaikkan pemerintah untuk menyejahterakan para pekerja, sehingga pengemudi taksi daring berharap tarif dasar juga ikut naik.
Tuntutan serupa juga dilakukan komunitas yang sama di berbagai daerah seperti Banten, Bandung, Purwakarta, Jawa Barat dan Surabaya, Jawa Timur, Rabu (22/11).
Tuntutan tersebut dilakukan melalui unjuk rasa sejak pagi hingga sore di beberapa kantor pemerintah maupun lembaga negara. Bahkan sebanyak seribu lebih pengemudi taksi daring memprotes dengan demonstrasi atas persoalan penyesuaian tarif itu.
Berdasar kesepakatan pihaknya, apabila tuntutan itu dalam waktu 7×24 jam tidak juga berbuah hasil ataupun respon, maka para pengemudi taksi online bakal melakukan aksi serupa dengan mengerahkan jumlah yang lebih besar lagi dan serentak se-nusantara.
“Jadi kami minta kepada pihak regulator untuk segera menyelesaikan persoalan ini,” tutup Revi. (Joesvicar Iqbal)