IPOL.ID – Sebuah laporan intelijen AS menyebut bahwa perang Ukraina telah menyebabkan 315 ribu tentara Rusia tewas dan terluka, atau hampir 90 persen dari jumlah personil yang dimiliki Moskow saat konflik dimulai, demikian kata sebuah sumber yang mengetahui informasi intelijen tersebut, Selasa (12/12).
Laporan tersebut juga menyebut kerugian Moskow dalam hal personil dan kendaraan lapis baja untuk militer Ukraina telah memundurkan modernisasi militer Rusia selama 18 tahun, kata sumber tersebut, dilansir Reuters, Rabu (13/12).
Kedutaan Besar Rusia maupun Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow, tidak menanggapi permintaan komentar.
Para pejabat Rusia mengatakan bahwa perkiraan Barat mengenai jumlah korban tewas Rusia dalam perang tersebut sangat dibesar-besarkan dan hampir selalu meremehkan kerugian Ukraina, yang menurut para pejabat Rusia sangat besar.
Sumber tersebut berbicara ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengajukan permohonan terakhir untuk mendapatkan lebih banyak bantuan militer kepada para anggota parlemen AS di Capitol Hill, di mana ia menghadapi sambutan skeptis dari para anggota Partai Republik.
Pada konferensi pers, Presiden AS Joe Biden menegaskan kembali dukungannya kepada Zelenskiy, dan memperingatkan para anggota parlemen bahwa mereka berisiko memberikan kemenangan kepada Rusia.
Sumber tersebut mengatakan bahwa laporan intelijen AS yang baru-baru ini dideklasifikasi menyebut bahwa Rusia memulai invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022 dengan 360 ribu personel.
Sejak saat itu, laporan tersebut menemukan, 315 ribu tentara Rusia, atau sekitar 87 persen dari total pasukan yang memulai perang, telah terbunuh atau terluka, kata sumber tersebut.
Kerugian-kerugian tersebut adalah alasan mengapa Rusia melonggarkan standar perekrutan untuk penempatan di Ukraina, sumber tersebut menambahkan.
“Skala kerugian telah memaksa Rusia untuk mengambil langkah-langkah luar biasa untuk mempertahankan kemampuannya untuk berperang. Rusia mengumumkan mobilisasi parsial 300.000 personel pada akhir 2022, dan telah melonggarkan standar untuk memungkinkan perekrutan narapidana dan warga sipil yang lebih tua,” kata penilaian itu, menurut sumber tersebut.
Tentara Rusia memulai perang dengan 3.100 tank, kehilangan 2.200 di antaranya, dan harus mengisi ulang kekuatan itu dengan tank T62 yang diproduksi pada tahun 1970-an, sehingga hanya menyisakan 1.300 tank di medan perang, demikian menurut sumber yang mengutip laporan itu.
Kyiv memperlakukan kerugiannya sebagai rahasia negara dan para pejabat mengatakan bahwa pengungkapan angka tersebut dapat membahayakan upaya perangnya.
Sebuah laporan New York Times pada bulan Agustus mengutip para pejabat AS yang mengatakan bahwa jumlah korban tewas di Ukraina hampir mencapai 70 ribu orang.
Menulis di jurnal Ukraina Tyzhden, sejarawan Yaroslav Tynchenko dan sukarelawan Herman Shapovalenko bulan lalu mengatakan bahwa proyek Book of Memory milik Shapovalenko telah mengonfirmasi 24.500 kematian Ukraina di medan perang dan non-tempur dengan menggunakan sumber-sumber terbuka.
Angka sebenarnya mungkin lebih tinggi, kata mereka. (far)
Intelijen AS Ungkap 315 Ribu Tentara Rusia Jadi Korban Perang Ukraina
