IPOL.ID – Menjelang tutup Tahun 2023, 47 hari menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 14 Februari 2024 Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkap terdapat tiga perkembangan yang menjadi catatan pada pertarungan tiga pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres).
Direktur KCI Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby menyampaikan, pertama, elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran stabil melampaui 40%. Dalam catatan LSI, Prabowo-Gibran elektabilitasnya mencapai lebih dari 40% di mulai dari awal November 2023. Pada saat itu elektabilitasnya sebesar 40.3%.
Di akhir November 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran menjadi 42.9%. Awal Desember 2023, elektabilitasnya masih di atas 40%, yaitu 41.2%.
“Sekarang di akhir Desember 2023 tetap di atas 40%, tepatnya di angka 43.3%,” kata Adjie memaparkan hasil temuan dan analisis survei nasional bertajuk ‘Tiga Perkembangan Baru Pilpres di Ujung Tahun 2023’ di kantor LSI Denny JA di Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (29/12).
Kedua, sambung Adjie, Ganjar Pranowo-Mahfud MD merosot dan semakin stabil di bawah 27%. Pada bulan September 2023, elektabilitas Ganjar-Mahfud masih di angka 37.9%. Namun, memasuki akhir November 2023, turun menjadi 24.9%. Awal Desember naik menjadi 26.8%.
“Saat ini di akhir Desember elektabilitasnya sebesar 22.9%,” jelasnya.
Ketiga, Anies Rasyied Baswedan-Muhaimin Iskandar stabil menanjak, bahkan kini melampaui Ganjar-Mahfud. Bulan Oktober 2023, elektabilitas Anies-Muhaimin hanya 15 persen.
Tapi di akhir November 2023, elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 24%. Kemudian awal Desember 2023 menjadi 23.8%, dan di akhir Desember naik kembali menjadi 25.3%.
“Akhir Desember 2023, adalah kali pertama elektabilitas Anies-Muhaimin melampaui elektabilitas Ganjar-Mahfud,” tandasnya.
Mengapa Prabowo-Gibran stabil menanjak ke angka minimal 40%? Adjie menyatakan, setidaknya terdapat tiga alasan mendukung. Pertama, popularitas Prabowo tinggi, kesukaan atasnya menaik. Popularitas Prabowo berada dalam titik optimum.
Di survei akhir November 2023, popularitas Prabowo menyentuh angka 99.2%. Popularitas tinggi diiringi juga dengan angka kesukaan yang tinggi. Dalam survei di November dan Desember angka kesukaan Prabowo lebih dari 80%.
“Istilah Gemoy ikut membuat Prabowo semakin disukai”.
Kedua, Gibran semakin populer dan semakin disukai. Popularitas Gibran saat ini mencapai lebih dari 90%. Angka kesukaan terhadap Gibran juga stabil diatas 75%. Penampilan Gibran yang mengesankan di debat cawapres semakin memperkokoh ketokohan Gibran.
Ketiga, eksodus pemilih yang puas terhadap Joko Widodo (Jokowi) Presiden RI ke Prabowo-Gibran. Pada Mei 2023, pemilih puas Jokowi yang memilih Prabowo sebesar 30%. November-Desember pemilih puas Jokowi yang memilih Prabowo-Gibran di atas 40%. Di akhir Desember pemilih puas Jokowi yang memilih Prabowo-Gibran sebesar 47.7%.
Berkaca pada Pilpres 2009, dua bulan sebelum hari pencoblosan, Denny JA menyatakan secara massif bahwa pilpres akan berlangsung satu putaran saja ketika itu untuk kemenangan Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono.
Pernyataan Denny JA itu disebar tak hanya melalui konferensi pers, tapi juga di televisi, radio, surat kabar, dan berbagai event.
Seketika pernyataan ‘Satu putaran saja,’ itu memancing reaksi publik yang sangat heboh. Isu itu seolah menjadi ‘common enemy’ bagi yang bukan pendukung SBY- Boediono.
Namun akhirnya Pilpres 2009 benar-benar berlangsung satu putaran saja, untuk kemenangan SBY-Boediono.
Namun pada Pilpres 2024 apakah selesai satu putaran? Tapi siapa yang menang satu putaran? Prabowo-Gibran kah? Adjie menjelaskan, data di ujung Tahun 2023, masih di area abu-abu. Memang benar Prabowo-Gibran kini sudah mencapai elektabilitas 43.3 persen.
“Cukup tambahan 7 persen lagi untuk membuat Prabowo-Gibran menang satu putaran,” katanya.
LSI Denny JA menyatakan, di ujung 2023, sebelum hari pencoblosan, kemungkinan Prabowo menang satu putaran, di angka 50 : 50.
“Mungkin ya dan mungkin juga tidak, untuk pilpres selesai satu putaran saja,” ujarnya.
“Bisa dikatakan tambahan suara dibutuhkan Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran (7%) lebih kecil dibandingkan tambahan suara Anies dan Ganjar untuk masuk ke putaran kedua (8% dan 10,4%),” tambahnya.
Hasil survei simulasi kertas suara pemilu pilpres akhir Desember 2023, Prabowo-Gibran tertinggi. Posisi kedua, Anies Baswedan-Muhaimin. Posisi ketiga, Ganjar-Mahfud.
Prabowo berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 43.3%. Posisi kedua Anies dengan elektabilitas sebesar 25.3%. Posisi ketiga Ganjar 22.9%.
“Secara tren, elektabilitas Prabowo-Gibran menanjak sehingga perjuangannya adalah menang satu putaran. Anies dan Ganjar selisih tipis, perjuangannya adalah saling menyingkirkan untuk lolos di putaran kedua,” tukasnya.
Lebih jauh, diungkapkannya, dari kategori wilayah, Prabowo-Gibran unggul di lima wilayah yaitu Sumatera (40.3%), Jawa (40.2%), Kalimantan (46.9%), Sulawesi (73.3%), dan Maluku-Papua (55.4%). Ganjar-Mahfud unggul di Bali-NTB-NTT dengan dukungan sebesar 49.6%.
Dari tiga provinsi terbesar (Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur), Prabowo-Gibran unggul di Jawa Barat dan Jawa Timur. Jawa Tengah, DIY yang unggul Ganjar-Mahfud.
“Akhir Januari 2024, dua minggu sebelum hari pencoblosan, data akan lebih mengerucut lagi. Kita akan lebih bisa memastikan apakah Pilpres 2024 akan berlangsung satu putaran saja atau tidak,” tandasnya.
“Kita juga akan semakin tahu apakah Anies-Muhaimin atau Ganjar-Mahfud yang akhirnya lolos ke putaran kedua, menantang Prabowo-Gibran”.
Tapi memang selama tiga kali bertarung menjadi capres, baru di Pilpres 2024 ini, Prabowo terasa berbeda. Dia bukan saja menang telak di berbagai lembaga survei yang kredibel.
“Tapi juga Prabowo tampil jauh lebih rileks dengan gemoynya,” tutup Adjie. (Joesvicar Iqbal/msb)