IPOL.ID – Warga Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur kecewa dengan pengerjaan turap aliran Kali Baru yang dilakukan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta. Kecewa warga bukan tanpa sebab, lantaran molornya pengerjaan proyek.
Ketua RT 01/RW 01 Kelurahan Tengah, Rudi Rohendi mengungkapkan, warganya kecewa karena awal sosialisasi proyek ditarget selesai sebelum akhir Tahun 2023. Namun hingga kini proyek pengerjaan belum juga beres.
Sedangkan kondisi turap aliran Kali Baru di permukiman warga RW 01 Kelurahan Tengah kian memperihatinkan, lantaran pada beberapa titik sudah ambles, dan hanya ditambal beronjong.
“Sebenarnya kita sangat kecewa perbaikan turap Kali Baru ini yang menurut (Dinas SDA) akhir Desember 2023 sudah rampung atau selesai,” ungkap Rudi pada awak media di Kramat Jati, Selasa (26/12).
Warga mengakui bila masalah kenaikan debit air aliran Kali Baru akibat debit air kiriman dari Depok menghambat pengerjaan turap yang tengah dikerjakan Dinas SDA DKI Jakarta.
Tapi mereka menyesalkan pengerjaan turap diduga tanpa pengawasan dari pihak terkait, sehingga proyek yang dimulai Dinas SDA DKI Jakarta sejak akhir September 2023 lalu belum rampung juga.
“Pembangunan turap kalinya sangat tertutup. Sedangkan tidak adanya pengontrolan atau pengawasan baik dari Kelurahan maupun Dewan Kota. Mereka dilepas begitu aja kerjanya,” tegas Rudi.
Tak hanya masalah pengerjaan, warga mempertanyakan efektivitas pembangunan turap aliran Kali Baru yang belum dapat menyelesaikan banjir di Jalan Raya Bogor.
Karena pada Senin (25/12) saat Kali Baru berstatus siaga, ruas Jalan Raya Bogor di depan pintu keluar Pasar Induk Kramat Jati terendam banjir dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter (cm).
Padahal beda dengan di wilayah RW 01, Kelurahan Tengah, pembangunan turap Kali Baru pada titik pintu keluar Pasar Induk Kramat Jati sudah lebih dulu dilakukan Dinas SDA.
“Turap di pintu keluar Pasar Induk itu sudah tinggi karena pengerjaan di sana lebih dulu dimulai. Tapi sampai sekarang masih saja tetap banjir,” keluh warga sekitar, Eka, 50.
Warga menduga banjir tetap terjadi karena konstruksi sejumlah jembatan Kali Baru lebih rendah dibanding Jalan Raya Bogor, sehingga air tetap meluap dari sisi jembatan itu.
Eka mengatakan, khawatir bila intensitas curah hujan lebih tinggi maka banjir yang merendam ruas Jalan Raya Bogor dari arah Pasar Rebo menuju Kramat Jati itu lebih parah.
Mengingat saat ruas Jalan Raya Bogor terendam banjir luapan Kali Baru sebelumnya lalu lintas dari arah Pasar Rebo ke Kramat Jati lumpuh total, bahkan banyak pengendara motor tergelincir.
“Enggak tahu kalau nanti sudah jadi sepenuhnya turap apa masih banjir. Tapi kalau masih banjir juga ya pengerjaan seperti enggak ada gunanya saja. Buang-buang uang,” tandas Eka. (Joesvicar Iqbal)