IPOL.ID – Jumlah sipir yang disandera dalam kerusuhan serentak di tujuh penjara di Ekuador bertambah pada Kamis (11/1) menjadi 178 orang setelah krisis meluas ke penjara-penjara lain, demikian disampaikan badan penjara negara tersebut, SNAI, dalam sebuah pernyataan.
Ada 158 sipir penjara dan 20 pejabat administrasi yang ditahan di Machala, Loja, Cuenca dan Azogues, Latacunga, Ambato dan Esmeraldas, menurut SNAI, dilansir Anadolu.
Meskipun pihak berwenang melaporkan 139 tahanan pada Rabu, termasuk 125 sipir dan 14 pejabat administrasi, pada Kamis pagi, penjara-penjara di Machala dan Esmeraldas ikut bergabung dalam kerusuhan tersebut, yang meningkatkan jumlah tahanan.
Di Esmeraldas, yang terletak di dekat perbatasan dengan Kolombia, para tahanan menembaki personel angkatan bersenjata yang berada di luar dan merespon untuk mengendalikan situasi.
SNAI mengatakan bahwa mereka terus berupaya untuk memulihkan ketertiban di penjara-penjara tersebut.
Tiga puluh dua tahanan melarikan diri pada Selasa dari penjara Riobamba, termasuk Fabricio Colon Pico, pemimpin geng kriminal Los Lobos, yang ditangkap beberapa hari yang lalu.
Sebelum pelarian Pico, Jose Adolfo Macías ‘Fito’, salah satu pemimpin geng paling berbahaya di negara itu, melarikan diri dari Penjara Regional Guayaquil pada akhir pekan sebelum pihak berwenang dapat memindahkannya ke fasilitas dengan keamanan maksimum.
Setelah Macias menghilang dari selnya, Presiden Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari pada Senin yang memicu kerusuhan di setidaknya enam fasilitas pemasyarakatan di seluruh negeri.
Kerusuhan tersebut merupakan bagian dari aksi kekerasan yang dilakukan minggu ini oleh geng-geng kejahatan terorganisir di Ekuador, yang juga mencakup penculikan di sebuah universitas, penyerangan terhadap polisi, pembakaran kendaraan dan penyerangan bersenjata terhadap stasiun televisi di Guayaquil.
Sejak presiden mengumumkan keadaan darurat, lebih dari 80 orang telah ditangkap karena diduga terkait dengan aksi teror atau kegiatan kriminal lainnya. (far)