“Perayaan walima ini juga kami percayai sebagai karomah dari zikir itu. Artinya begini, masyarakat tiga atau dua bulan sebelum perayaan walima merasa tidak cukup mengikuti perayaan ini. Tiba tiba seminggu sebelum acara dapat rezeki. Itulah karomah karena keihlasan memperingati kelahiran nabi,” sambungnya.
Usai didoakan di masjid, selanjutnya panganan dalam tolangga dibagikan kepada para pelantun dikili atau pezikir. Panitia mencatat pezikir di Masjid At-Taqwa hari itu berjumlah 185 pezikir. Rinciannya 22 pezikir laki-laki dan 163 perempuan.
Jumlah tolangga yang terkumpul sejumlah 116 buah memang tidak sebanding dengan jumlah pezikir. Meski begitu panganan yang terkumpul dari semua tolangga angkanya cukup fantastis yakni 57.222 kue. Jumlah itu hanya dihitung dari kue kue tradisional. Tidak termasuk panganan modifikasi.
Desa Bongo Ditetapkan Desa Wisata Religi
Sejak beberapa tahun lalu perayaan walima di Desa Bongo sudah dijadikan sebagai even pariwisata bertajuk Festival Walima. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Rifli Katili menyebut perayaan walima digelar di hampir semua daerah di Gorontalo. Meski begitu, desa Bongo menjadi ikon pariwisatanya.