Tergantung pada musim, biasanya ia kebanjiran permintaan akan layanannya saat musim liburan akhir tahun, khususnya natal, dimana banyak pelanggan yang mencari hadiah.
“Di akhir tahun gitu biasanya aku sibuk banget, hampir tiap weekend, mungkin berturut-turut, 3-4 hari berturut-turut kerja,” katanya.
Walau sibuk dan terkadang pekerjaannya membuat tangannya pegal, adalah kepuasan tersendiri ketika ia bisa berinteraksi dengan para pelanggannya dan melihat mereka senang akan hasil karya kaligrafinya.
“Membuat orang lain happy, buat aku happy juga. Money-nya itu bonus sebenarnya,” kata Nia.
Banting Setir
Sama halnya seperti Nia, diaspora Indonesia kelahiran Semarang, Telisa Rossein juga menekuni bisnis kaligrafi dan ilustrasi di Toronto, Kanada, secara penuh waktu sejak tahun 2019.
Tahun 2018 saat sedang cuti hamil,Telisa yang sejak kecil suka seni dan berkreasi lalu mempelajari kaligrafi untuk mengatasi kebosanannya. Telisa yang dulunya menekuni dunia personalia merasa pekerjaannya sangat menuntut. Ia menemukan kecintaannya terhadap kaligrafi yang menurutnya bagaikan terapi.