“Kalau digabung (secara nasional) bisa lebih banyak lagi. Kayak di Surabaya kemarin dalam satu hari saja ada tiga laporan kekerasan seksual terjadi kepada anak-anak,” ungkap dia.
Meski menerima banyak laporan, Lia menegaskan, masih banyak anak-anak korban kekerasan yang belum melaporkan kasus karena memiliki sejumlah pertimbangan.
Di antaranya, karena pelaku merupakan orang terdekat, korban takut justru disalahkan, tidak didukung lingkungan terdekat, atau bahkan dibully sehingga memendam kasus dialaminya.
Dia mencontohkan, pada Tahun 2023 saat Komnas PA melakukan sosialisasi dan edukasi ke sejumlah sekolah, banyak anak yang baru menceritakan kasus kekerasan seksual dialami.
“Tahun 2023 ada 57 sekolah yang kita berikan edukasi. Pada saat turun ke lapangan banyak sekali anak-anak mengadu bahwa mereka mengalami pelecehan, kekerasan seksual,” bebernya.
Terhadap para korban ini, Komnas PA memberikan pendampingan, baik dari proses hukum sejak tingkat penyidikan kepolisian hingga pengadilan, serta pendampingan psikologis untuk memulihkan trauma. (Joesvicar Iqbal)