“Kedua, peran lingkungan sekitar. Anak-anak yang menjadi korban harus mendapatkan perlindungan. Mereka korban, siapa sih anak yang mau jadi korban? Kan enggak ada,” imbuhnya.
Lia mengatakan, lingkungan sekitar tidak boleh menjauhi, mengucilkan anak atau pihak keluarga dari korban kekerasan. k
Karena bakal memperburuk rasa trauma dialaminya.
Terlebih tidak ada rentang waktu pasti hingga anak korban kekerasan pulih dari trauma, sehingga butuh dukungan masyarakat hingga aparatur perangkat di lingkungan terdekat.
“Memberikan dukungan, perhatian, kasih sayang. Supaya anak korban tidak semakin terpuruk. Ini harus menjadi perhatian warga dan aparatur dari perangkat di lingkungan,” tuturnya.
Kemudian hal terakhir perlu diperhatikan dukungan pihak sekolah, baik dari teman-teman hingga para guru yang tidak kalah penting dalam proses pemulihan trauma anak korban kekerasan.
Lia menegaskan, sekolah sepatutnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi seluruh anak, sehingga anak korban kekerasan tidak sepatutnya justru menjadi buah bibir di sekolah.