IPOL.ID – Sultan Ibrahim Ibni Almarhum Sultan Iskandar, dai negara bagian Johor, resmi dilantik sebagai Raja Malaysia, Rabu (31/1).
Penobatan itu berlangsung di Istana Negara Kuala Lumpur. Dengan demikian, Sultan Ibrahim kini resmi menyandang gelar Yang di-Pertuan Agong of Malaysia ke-17.
Kenaikan takhtan Yang Dipertuan Agong akan berlangsung selama lima tahun karena jabatan ini didasarkan pada sistem rotasi di antara sembilan Penguasa Melayu.
Sebelum upacara pelantikan kemarin, Sultan Ibrahim, yang mengenakan seragam resmi berwarna biru kerajaan lengkap dengan pedang berlapis emas, meninggalkan Johor dalam sebuah upacara perpisahan yang dihadiri oleh anggota keluarga dan pejabat istana.
Setelah naik takhta, gelar resmi Yang Dipertuan Agung akan menjadi Yang Dipertuan Agong Sultan Ibrahim, Raja Malaysia, untuk Sultan Ibrahim.
Sementara sang Ratu akan menyandang gelar Yang Dipertuan Agong Raja Zarith Sofiah, Ratu Malaysia.
“Dengan kemampuan saya, setiap saat, saya akan melestarikan Islam dan berdiri teguh untuk pemerintahan yang adil dan perdamaian di negara ini,” kata Sultan Ibrahim saat upacara pengambilan sumpah, dilanir The Star.
Pada kesempatan yang sama, Sultan Perak Sultan Nazrin Shah juga mengambil sumpah jabatan sebagai Wakil Raja.
Keduanya masing-masing dipilih oleh para Penguasa Melayu dalam Pertemuan Khusus Konferensi Para Penguasa ke-263 pada Oktober tahun lalu untuk memerintah selama lima tahun yang dimulai kemarin.
Sultan Ibrahim dan Sultan Nazrin mengucapkan sumpah dan menandatangani instrumen jabatan di hadapan para Penguasa Melayu lainnya dari Terengganu, Selangor, Negri Sembilan, Perak, dan Kedah; Bupati Johor, Pahang, dan Perlis; serta Tengku Mahkota Kelantan; Gubernur Melaka, Penang, Sabah, dan Sarawak; dan juga para pejabat eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Sultan Ibrahim menggantikan Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah dari Pahang, yang telah menyelesaikan masa pemerintahannya selama lima tahun sebagai Yang di-Pertuan Agong ke-16.
Setelah upacara pengambilan sumpah, Anwar membacakan instrumen proklamasi, yang secara resmi menandakan naiknya Sultan Ibrahim ke takhta federal sebagai kepala negara Malaysia yang baru sesuai dengan hukum dan Konstitusi Federal.
Penunjukan Sultan Ibrahim sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat karena beliau dikenal karena pendekatannya yang membumi dan bersahabat dengan rakyat.
Warga Johor telah menyatakan harapan bahwa Yang Dipertuan Agong akan mengimplementasikan proyek-proyeknya yang berbasis di Johor, seperti Kembara Mahkota Johor, untuk lebih mengenal rakyatnya di negara bagian lain dan memperluas konsep Bangsa Johor untuk memperkuat persatuan di antara warga Malaysia dari berbagai latar belakang sebagai Bangsa Malaysia. (far)