IPOL.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto melakukan peninjauan ke lokasi terdampak banjir dan tanah longsor di wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, pada Rabu (27/3).
Kehadiran Kepala BNPB atas perintah Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo sebagai bentuk representatif bahwa pemerintah hadir dalam hal penanggulangan bencana.
Tiba di Bandung Barat, Suharyanto langsung melakukan peninjauan ke tempat pengungsian di SD Padakati, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat. Dalam kunjungannya, Kepala BNPB memastikan seluruh penanganan berjalan baik. Mulai dari segi penanganan pengungsi hingga pemenuhan kebutuhan dasar.
“Di lokasi ini tadi kita sudah mengecek kondisi pengungsi, dapur umum, dan ketersediaan logistik, semuanya cenderung relatif terpenuhi,” ungkap Suharyanto di wilayah Bandung Barat, Rabu (27/3).
Setelah dinilai cukup, lalu Suharyanto memimpin rapat koordinasi penanganan banjir dan tanah longsor di Bandung Barat. Dalam rapat, ditentukan upaya dan langkah-langkah yang dapat diambil dalam hal percepatan penanganan.
Langkah pertama, operasi pencarian dalam menemukan korban yang masih hilang harus lebih optimal lagi. Tentu dalam operasi pencarian hendaknya para tim SAR gabungan harus menaati aspek keselamatan, mengingat medan di lokasi masih terjadi hujan dan dapat berpotensi longsor susulan.
“Masih tersisa empat hari lagi dari tujuh hari golden time dalam operasi pencarian, ini harus benar-benar dimaksimalkan, tentu para petugas harus tetap menaati prosedur keselamatan,” ujarnya.
Dalam kunjungannya, Suharyanto menyempatkan berbincang dengan para pengungsi. Para pengungsi menyampaikan, masih takut untuk kembali ke rumah. Lantaran warga masih khawatir adanya potensi longsor susulan.
Menyikapi hal ini, Suharyanto menyampaikan, untuk membuka opsi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Diharapkan dengan adanya TMC curah hujan bisa dikurangi, sehingga proses pencarian dan penanganan darurat bisa berjalan optimal.
“Untuk cuaca kita akan bekerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), berupaya mengurangi curah hujan dengan TMC, sehingga operasi pencarian bisa lebih maksimal,” tukas Suharyanto.
Peristiwa banjir dan tanah longsor di Bandung Barat berdampak pada sejumlah rumah warga rusak. Berdasar laporan dihimpun, sedikitnya terdapat 30 rumah rusak tertimbun tanah longsor.
Mengenai hal ini, koordinasi lanjutan juga telah dibangun dengan PVMBG dan lintas instansi terkait. Kajian terhadap kondisi struktur tanah juga menjadi pertimbangan bahwa lokasi yang dihuni warga termasuk dalam lokasi rawan bencana.
“Ini sekarang sedang proses penyiapan lahan dan pendataan warga, saya instruksikan untuk percepatan, sehingga penangananya bisa lebih optimal,” tegas Suharyanto.
Kepala BNPB juga memberikan Dana Siap pakai (DSP) untuk operasional penanganan darurat di lokasi terdampak. Total DSP yang diberikan senilai Rp550 juta. Rinciannya, 250 juta rupiah diberi kepada Bupati Bandung Barat, Rp150 juta untuk Kodim dan 150 juta rupiah untuk Polres. Hal ini akan digunakan untuk operasional guna mendukung percepatan penanganan darurat.
Selain DSP, BNPB juga memberikan dukungan bantuan berupa logistik dan peralatan. Seperti tenda pengungsi 2 set, tenda keluarga 30 unit, matras 300 lembar, selimut 300 lembar, kasur lipat 100 lembar, sembako 300 paket, hygine kit 300 unit, solar panel dua unit serta pompa Alkon lima unit. (Joesvicar Iqbal)