IPOL.ID – Menuju pasar internasional ASMINDO bekerjasama dengan American Hardwood Export Council (AHEC) menggelar seminar dengan tema “Towards A Sustainable Future Understand EUDR and American Hardwoods”. Acara ini dilaksanakan, di Hotel Vivere Gading Serpong Tangerang Banten.
Dihadiri 100 orang peserta yang berasal dari kementerian terkait (Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi & UKM, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), pelaku usaha furnitur dan kerajinan, serta mitra-mitra strategis ASMINDO lainnya.
American Hardwood Export Council (AHEC) atau Dewan Ekspor Kayu Keras Amerika merupakan asosiasi perdagangan internasional bagi industri kayu keras terkemuka di Amerika Serikat, yang mewakili eksportir, perusahaan industri kayu keras, dan seluruh asosiasi perdagangan produk kayu keras Amerika.
Tujuh komoditas dan produk-produk turunannya yang masuk ke Uni Eropa, yaitu : kayu, karet, kopi, kedelai, coklat, minyak sawit, dan daging sapi. Uni Eropa akan melakukan uji tuntas untuk memastikan bahwa komoditas tersebut tidak berkaitan dengan akitivitas deforestasi.
American hardwood memiliki warna dan serat kayu yang variatif serta unik yang berbeda dengan kayu keras Indonesia. American hardwood yang paling banyak dipesan di
Indonesia adalah jenis oak, walnut atau hard maple. Berdasarkan data AHEC, Indonesia merupakan pasar terbesar kedua American hardwood di Asia Tenggara. Hal ini menunjukan bahwa American hardwood cukup diminati oleh pelaku industri furnitur di Indonesia.
Ketua umum Asmindo (Dedy Rochimat) menyampaikan bahwa permintaan produk furnitur di pasar global sangat potensial dan masih terbuka lebar. Pada akhir tahun 2023 tercatat pangsa pasar furniture global mencapai angka USD 729 miliar, dan pada tahun 2024 ini diprediksi akan meningkat menjadi USD 766 miliar.
ASMINDO telah menargetkan untuk dapat menguasai 1% dari pasar furnitur dunia. Berdasarkan data tahun 2023, ekspor furnitur Indonesia didominasi oleh furniture kayu, yang memberikan kontribusi sebesar 68% dari total ekspor furnitur Indonesia, dan pasar Amerika Serikat menguasai 55% dari total ekspor furnitur Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan terbesar furniture Indonesia terdapat pada furnitur kayu, dengan pasar terbesar adalah Amerika Serikat.
Adanya tantangan ketidakpastian perekonomian global, kondisi geopolitik, peperangan, perubahan iklim, yang akhir-akhir ini terjadi, berdampak pada turunnya nilai ekspor furnitur Indonesia. Nilai ekspor furnitur Indonesia pada tahun 2023 hanya mencapai USD 2,1 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 23% dibandingkan tahun 2022.
ASMINDO tetap optimis dapat meraih target 1% pangsa pasar furnitur dunia, yaitu sekitar USD 7 miliar dimasa yang akan datang. Tentu saja hal ini membutuhkan dukungan bahan baku yang memadai, teknologi canggih, dan akses pasar produk Indonesia yang lebih besar, khususnya di Amerika dan Eropa.
90% anggota ASMINDO merupakan pelaku UKM. Oleh karena ini ASMINDO berharap dengan hadirnya AHEC saat ini, dapat memfasilitasi dan membantu para pelaku UKM khususnya anggota ASMINDO untuk dapat memanfaatkan American hardwood secara optimal, dan tentunya dengan disertai program-program pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan, sehingga para pelaku UKM dapat mengakses pasar yang lebih besar, khususnya pasar Amerika dan Eropa.
ASMINDO berharap semoga acara ini dapat memberikan solusi untuk mengatasi tantangan saat ini dan memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi industri furnitur Indonesia.
ASMINDO juga Kembali mengingatkan dan mengajak seluruh stakeholder untuk mengikuti pameran IFFINA 2024 yang akan dilaksanakan pada tanggal 14-17 September 2024 di ICE BSD City, baik sebagai exhibitor maupun visitor.(Vinolla)