IPOL.ID – Bantuan kemanusiaan Pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk Pemerintah Republik Sudan tiba di Port Sudan, Kamis (4/4). Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 10 jam.
Pesawat berbadan lebar Garuda Indonesia tipe Airbus A330-200 membawa bantuan beserta delegasi Indonesia mendarat mulus di Bandara Internasional Port Sudan pada pukul 08.45 waktu setempat atau pukul 13.45 WIB.
Pengiriman bantuan dilakukan atas perintah Presiden RI Joko Widodo kemudian dibahas dalam Rapat Tingkat Menteri (RTM) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) pada Selasa (26/3).
Dari keputusan rapat itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ditunjuk untuk melaksanakan misi kemanusiaan di bawah koordinator Kemenko PMK bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Misi pengiriman bantuan kemanusiaan RI untuk Sudan dipimpin oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Fajar Setyawan, ditunjuk oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto untuk mengawal dan memastikan semua jenis barang bantuan dapat diterima baik Pemerintah Republik Sudan.
Saat yang sama, Kepala BNPB juga tengah melaksanakan misi pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Palestina melalui Pemerintah Mesir di Kairo.
Tiba di Sudan, rombongan delegasi Indonesia beserta bantuan kemanusiaan disambut Menteri Kesehatan Sudan, Haitham Mohamed Ibrahim didampingi Dubes RI untuk Republik Sudan, Sunarko dan jajaran.
Bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, alat kesehatan, logistik dan beberapa barang sesuai permintaan Pemerintah Republik Sudan senilai kurang lebih 15 miliar rupiah dengan berat 12,44 ton diturunkan dari lambung pesawat setelah mendarat.
Acara serah terima bantuan kemanusiaan itu dilakukan di ruang VIP Bandara Internasional Port Sudan, antara Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Fajar Setyawan dengan Menteri Kesehatan Sudan Haitham Mohamed Ibrahim, disaksikan jajaran Pemerintah Sudan, delegasi dari Indonesia lainnya meliputi Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi, Dubes RI untuk Republik Sudan Sunarko, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Lilik Kurniawan, Asdep Kemenko PMK, Kemenlu dan KBRI Khartoum Sudan.
Mewakili Pemerintah Indonesia, Deputi Bidang Penanganan Darurat, Fajar Setyawan menyampaikan rasa prihatin atas dampak ditimbulkan konflik internal di Sudan.
Dia berharap semoga kedamaian segera terwujud sehingga rakyat Sudan dapat menjalani kehidupan damai seperti sebelumnya.
“Pemerintah Indonesia menyampaikan rasa prihatin atas dampak ditimbulkan konflik internal Sudan, berharap semoga perdamaian segera terwujud, sehingga masyarakat Sudan dapat menjalani hidup normal kembali dengan rasa penuh persaudaraan dan perdamaian,” tutur Fajar.
Dia menambahkan, pengiriman bantuan itu merupakan wujud komitmen Pemerintah Indonesia untuk selalu menjaga perdamaian dunia serta terlibat aktif dalam misi kemanusian. Baik akibat perang maupun bencana, sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo pada saat upacara pelepasan bantuan dan delegasi di Jakarta, Rabu (3/4).
“Kehadiran delegasi beserta bantuan itu dapat dimaknai bahwa ini bentuk komitmen Pemerintah Indonesia selalu berupaya menjaga perdamaian dunia. Termasuk peran aktif kita yang selalu terlibat dalam misi kemanusiaan, baik akibat perang maupun bencana alam,” tukas Fajar.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Sudan Haitham, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang terus menjaga komitmen dalam perdamaian dunia, sebagaimana dilakukan pada hari ini untuk membantu masyarakat Sudan yang tengah dilanda krisis akibat konflik internal.
“Terima kasih kepada seluruh yang terlibat, khususnya Kedubes Sudan di Jakarta dan KBRI Sudan. Ini bantuan kedua dari Indonesia, pertama dulu di Desember dan kali ini datang lagi dengan jumlah lebih besar,” ungkap Haitham.
Menurutnya, hal itu tak mungkin terwujud tanpa adanya hubungan baik antara Pemerintah Republik Sudan dan Pemerintah Republik Indonesia terus dijaga hingga saat ini. Menteri Kesehatan Sudan berharap semoga bantuan kemanusiaan dapat meringankan penderitaan masyarakat Sudan terdampak konflik internal.
“Kita semua tahu, pelepasan bantuan itu dilaksanakan Presiden RI Joko Widodo, ini membuktikan bahwa Sudan dan Indonesia memiliki hubungan kuat,” tegas Haitham.
“Semoga hubungan ini semakin kuat khususnya di bidang kesehatan,” tutupnya. (Joesvicar Iqbal)