IPOL.ID- Pascaditetapkan sebagai tersangka atas kasus kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang atau TPPO ferienjob mahasiswa ke Jerman, Sihol Sitongkir, menyatakan akan hadir dalam pemeriksaan di Markas Besar Polri dalam pemeriksaan yang berlangsung pada Rabu (3/4/2024).
“Saya sudah bilang ke penyidiknya, kami akan hadir. Kami akan bawa bukti-bukti,” kata anggota tim kuasa hukum Sihol Situngkir, Fernando Silalahi, kepada wartawan di kawasan Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024) sore.
Dia menjelaskan, idealnya kliennya tidak ditetapkan sebagai tersangka lantaran hanya berperan untuk mensosialisasikan ferienjob ke kampus. “Bukan sebagai orang yang menawarkan ferienjob seperti yang saat ini berkembang di media. Kalau pun dalam prosesnya ada yang menyimpang, klien kami tidak mengetahui hal itu,” katanya.
Sebelumnya Sihol Situngkir disebutkan datang ke kampus-kampus bersama PT Sinar Harapan Bangsa (PT SHB) dan PT CV-GEN, perusahaan agensi yang menghubungkan peserta magang dengan penyalur di Jerman.
Dia mengatakan ada delapan kampus yang didatangi Sihol untuk menyosialisasikan ferienjob. Sosialisasi ini bertujuan agar mahasiswa atau kampus mau mengirim mahasiswa bekerja di Jerman. Sihol dan petinggi dua perusahaan itu telah ditetapkan sebagai tersangka TPPO berkedok ferienjob ini oleh Bareskrim Polri.
Delapan kampus yang didatangi Sihol untuk sosialisasi ferienjob, kata Fernando, di antaranya Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Pelita Harapan, Universitas Bina Nusantara, Universitas Trisakti, dan lainnya. “Saya kira untuk kampus yang didatangi itu merupakan rekanan kerja dan sebagian dari kampus itu didatangi karena didasari dengan hubungan kedekatan atau pertemanan dengan pimpinannya. Bukan dalam rangka menawarkan,” sambungnya.
Seperti diketahui, Polisi merilis 41 kampus terlibat pengiriman mahasiswa mengikuti ferienjob ke Jerman.
Polisi pun mencatat ada 1.047 mahasiswa menjadi korban TPPO melalui ferienjob ke Jerman. Program itu berlangsung sejak Oktober sampai Desember 2023. Mahasiswa dan kampus tertarik program ini karena disebut-sebut bisa masuk ke dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dan dikonversi menjadi 20 SKS.(Sofian)