“Sampel atau barang bukti diambil antara lain sisa pembakaran atau arang sisa kebakaran. Lalu resin, gerinda yang ditemukan di lokasi basement, berdasar keterangan saksi pada saat kejadian memang sempat ada aktivitas pemotongan atau penggergajian kayu,” ungkap Yossi.
Lalu sampel yang diambil oleh tim Puslabfor dibawa dari basement gedung berukuran luas 20×8 meter itu. Pasalnya, basement adalah tempat diduga pertama kali api muncul yang menghanguskan toko bingkai.
“Diambil juga sampel dari swab atau sampel cairan yang tersisa di lokasi kebakaran, baik cairan maupun abu yang masih ada di TKP,” katanya.
Polisi menduga ketujuh korban tidak dapat menyelamatkan diri karena terjebak api di pintu masuk.
“Memang saat malam Jumat itu kondisi api besar di pintu depan, keluar masuk harus melalui pintu depan. Itu adalah kendala korban tidak bisa keluar karena api besarnya di pintu masuk,” ungkapnya.
Polisi menyampaikan toko bingkai lokasi kebakaran di Mampang Prapatan memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di lantai atas. Namun, APAR tersebut tidak dipakai saat kejadian kebakaran.