IPOL.ID – Indonesia yang kaya akan sumber daya alam memerlukan teknologi pertahanan yang mandiri untuk meminimalisir ancaman dari pihak luar. Maka dari itu, Guru Besar ke-203 ITS, Prof Dr Mashuri menciptakan bahan antiradar guna menyokong teknologi pertahanan dan keamanan nasional.
Profesor dari Departemen Fisika ITS tersebut menyebutkan bahwa penelitian ini dimulai dari adanya pesawat asing yang tidak terdeteksi oleh sistem radar saat melintasi Laut Jawa pada tahun 2010 silam.
Menurutnya, kejadian tersebut dapat menjadi ancaman serius bagi bangsa Indonesia apabila terus dibiarkan terjadi. “Karena saat itu informasi teknologi antiradar masih terbatas, kami bertekad untuk menginisiasi dan ikut meneliti bahan penyerap gelombang radar,” tutur Mashuri, melansir Sabtu (6/4/2024).
Menindaklanjuti hal tersebut, ia bersama tim Laboratorium Material Maju ITS mengembangkan teknologi antiradar dari bahan-bahan yang tersebar di Indonesia. Pada dasarnya, penyerap gelombang radar dibuat dari bahan magnetik dan dielektrik seperti karbon.