IPOL.ID – Pedagang bubur kacang yang juga imam masjid di RW 07, Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, yakni Udin masih trauma akibat kasus penyerangan yang dialaminya.
Seperti diketahui, Udin diserang pria bersenjata tajam saat sedang berdagang bubur kacang hijau di Jalan Tanjung Lengkong, RW 07, Bidara Cina, pada Rabu (24/4) sekitar pukul 08.00 WIB.
Meski tak mengalami luka fisik, tapi gerobak dagang yang digunakan mencari nafkah untuk keluarganya dirusak pelaku menggunakan senjata tajam hingga porak-poranda.
Udin menuturkan, awal penyerangan dialaminya saat dia sedang mangkal menjajakan dagangan bubur kacang di Jalan Raya Tanjung Lengkong, Bidara Cina, hingga tiba-tiba dihampiri pelaku.
“Dia (pelaku) bilang goceng, kalau goceng kan mengerti Rp5 ribu. Makanya saya layani sampai selesai,” ungkap Udin pada awak media di Jatinegara, Jumat (26/4).
Lazimnya proses transaksi jual beli, saat memberikan pesanan satu porsi bubur kacang hijau kepada pelaku korban sempat menanyakan uang pembayaran sebesar Rp5 ribu.
Tapi pelaku hanya merespon pertanyaan korban dengan kata gampang, lalu beranjak meninggalkan lokasi tanpa melakukan pembayaran bersama seorang temannya.
“Dia (pelaku) bilang ‘ah gampang’. Saya bilang kalau bilang minta-minta saja, saya enggak maksa, sudah bawa buburnya. Sudah selesai sampai di situ doang,” ujarnya.
Udin menegaskan, dia tidak mempermasalahkan sikap pelaku yang tidak membayar pesanan, bahkan tidak menganggap hal tersebut sebagai masalah karena sudah ikhlas.
Beberapa saat usai meninggalkan lokasi, pelaku sembari menenteng sebilah celurit berukuran sekitar 1 meter kembali datang berjalan kaki ke lokasi Udin mangkal.
“Saya lagi duduk sama pak Sugeng (warga lain). Nah dia (warga lainnya) melihat. (katanya) Waduh takut ada orang bawa (senjata). Saya (enggak melihat karena pandangan) terhalang pagar,” jelasnya.
Udin menambahkan, tiba di lokasi pelaku langsung mengayunkan celurit dibawa ke arah gerobak dagangannya hingga sejumlah kaca rusak porak-poranda.
Panik melihat gerobak dagangannya dirusak menggunakan senjata tajam, Udin seketika beranjak dari lokasi lalu bersembunyi pada satu rumah warga sekitar.
“Saya sudah panik, saya lari. Enggak mikirin gerobak mau bagaimana. Saya lari ke dalam rumah warga. Sudah saya enggak tahu masalahnya (bentuk perusakan dilakukan,” lanjut Udin.
Udin menegaskan, dia baru berani keluar dari satu rumah warga di Jalan Tanjung Lengkong tempatnya bersembunyi setelah memastikan bahwa pelaku sudah meninggalkan lokasi.
Saat itu, dia hanya bisa pasrah meratapi gerobak dagangannya dalam keadaan sudah rusak akibat sabetan celurit, dan digulingkan pelaku hingga barang dagangannya berceceran.
Meski tidak mengalami luka fisik akibat kejadian, Udin kini masih trauma sehingga kini hanya dapat beristirahat di rumah dan belum dapat beraktivitas kembali seperti biasa.
“Setelah orangnya pergi saya keluar, melihat sudah seperti itu. Kenapa kok tiba-tiba bisa begini. Perasaan saya enggak menyalahkan anak itu, kok tiba-tiba anak itu datang,” sambung dia.
Udin mengatakan, sebenarnya tak ingin menempuh jalur hukum atas kasus penyerangan dialami karena pertimbangan kian membebani pikirannya, dan waktu yang diperlukan.
Tapi pihak keluarga yang tidak terima melaporkan kasus ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Metro Jakarta Timur agar kasus diusut sesuai prosedur.
Terkait aksi damai dilakukan warga dan jemaah dari berbagai masjid meminta pelaku ditangkap, Udin menyebut tidak pernah merasa bahwa dirinya seorang tokoh agama.
Dia hanya memenuhi permintaan untuk menjadi imam salat di masjid pada lingkungan RW 07, Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur tempat tinggalnya.
“Saya bilang sudah ada prosedur (penanganan proses hukum) dari kepolisian,” kata Udin.
Hingga kini jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur masih berupaya mengidentifikasi keberadaan pelaku berdasar informasi didapat dari hasil penyelidikan.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan berdasar hasil penyelidikan sementara pelaku beraksi dalam keadaan pengaruh minuman beralkohol.
Selama proses hukum berjalan Polres Metro Jakarta Timur mengimbau warga tidak terprovokasi pihak yang menyebut bahwa kasus terkait suku, agama, ras, antargolongan (SARA).
“Kami mengimbau kepada seluruh warga tolong jangan terpancing dari isu-isu tidak bertanggungjawab seakan kasus ini dibesarkan. Tidak ada tendensius mengenai SARA,” tegas Nicolas.
Kini Udin dirundung trauma akibat diserang pria bersenjata tajam itu.
Ketua RW 07 Bidara Cina, Mamat Sahroni mengatakan, Udin masih trauma akibat diserang saat berdagang bubur kacang hijau sehingga kini belum dapat beraktivitas normal.
Meski tak mengalami luka fisik saat penyerangan terjadi pada Rabu (24/4/2024) pukul 08.00 WIB, tapi peristiwa dialami berdampak buruk pada psikologis Udin.
“Masih trauma, belum beraktivitas. Sekarang masih tiduran, beristirahat di rumah,” kata Mamat saat dikonfirmasi di Jatinegara, Minggu (28/4).
Beberapa saat usai kejadian, Udin yang merupakan Imam Masjid Baitusshodiqin itu bahkan sempat sulit diajak berkomunikasi oleh warga di lingkungan RW 07 Bidara Cina.
Warga RW 07 Bidara Cina pun hanya dapat berupaya semaksimal mungkin memberi dukungan moril terhadap Udin agar dapat pulih dari trauma, dan dapat beraktivitas secara normal.
“Seperti orang linglung kalau diajak bicara, masih belum bisa nyambung. Masih syok, kemarin sudah diperiksa (kondisi umumnya) sama dokter. Kita berupaya membantu pak Udin,” ujarnya.
Terkait proses hukum, Mamat menambahkan, pihak keluarga korban dan warga RW 07 masih menunggu informasi lebih lanjut terkait dari Polres Metro Jakarta Timur.
Sejak hari kejadian pihak keluarga korban sudah melaporkan kasus ke SPKT Polres Metro Jakarta Timur dengan harapan pelaku dapat ditangkap.
Menurut warga pelaku kerap berulah, bahkan sudah beberapa kali dilaporkan ke Polsek Jatinegara dan Polres Metro Jakarta Timur atas berbagai kasus dugaan tindak pidana.
“Dari warga sekarang menunggu informasi lebih lanjut dari Polres terkait proses hukum pelaku. Hasil pertemuan (warga dengan Polres) menyatakan Kapolres akan mencari pelaku,” tukasnya. (Joesvicar Iqbal)