IPOL.ID – Hari ketiga kunjungan kerja mengawal operasi penanganan darurat erupsi Gunungapi Ruang, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengunjungi lokasi pengungsian warga di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sabtu (4/5).
Menurut data terkini pada Sabtu (4/5) pukul 09.00 WITA, total warga yang sudah berhasil dievakuasi dari Pulau Tagulandang ada sebanyak 5.255 jiwa. Lokasi pengungsian mereka terdapat di beberapa wilayah seperti Kota Manado, Kota Bitung, Minahasa Utara dan Pulau Siau.
Tim gabungan masih akan terus berupaya mengevakuasi warga lainnya seiring dengan distribusi logistik dan peralatan yang mereka butuhkan selama masa tanggap darurat.
Sebagai informasi, Pulau Siau berada di sebelah utara dari Gunungapi Ruang dan dipastikan aman karena lokasinya jauh dari wilayah zona Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunungapi.
Dalam kunjungan kerjanya, Kepala BNPB berangkat menuju Siau dari Kota Manado menggunakan helikopter BNPB yang memang sudah disiagakan untuk membantu upaya penanganan darurat erupsi Gunungapi Ruang.
Penerbangan ditempuh selama kurang lebih 30 menit, helikopter jenis Bell 412 SP dengan nomor lambung PK-DAS membawa Kepala BNPB mendarat di Lapangan Akesimbeka pada pukul 07.15 WITA.
Tiba di Siau, Kepala BNPB langsung mendatangi pos pengungsian di Aula Kadademahe, Kelurahan Ondong, Kecamatan Siau Barat, Pulau Siau.
Kepala BNPB, Suharyanto menyampaikan rasa prihatinnya atas peristiwa menimpa warga dari erupsi Gunungapi Ruang. Kehadirannya disana merupakan perintah langsung Presiden Joko Widodo untuk memastikan penanganan pengungsi berjalan baik dan kebutuhan warga terpenuhi tanpa ada kekurangan satu apapun.
“Kehadiran kami disini adalah perintah langsung dari Bapak Presiden Joko Widodo, untuk memastikan Bapak-Ibu semua yang sementara mengungsi disini dapat ditangani baik dan segala yang menjadi kebutuhan dasar dapat terpenuhi,” terang Suharyanto, Sabtu (4/5).
Di sela kunjungannya itu, Kepala BNPB juga memberikan kesempatan kepada beberapa warga yang ingin bertanya atau menyampaikan aspirasi lainnya.
Salah seorang warga menyampaikan keresahannya karena rumah mereka rusak parah setelah dihujani batu vulkanik saat terjadi erupsi Gunungapi Ruang sehingga tidak mungkin lagi ditempati.
“Menjadi kekhawatiran kami, Pak. Kalau erupsi ini selesai, kami mau pulang ke mana Pak? Karena semua atap rumah kami rusak dan tidak bisa lagi ditempati,” ucap seorang warga.
Mendengar hal tersebut, Kepala BNPB lantas memberikan jawaban bahwa pemerintah melalui BNPB akan terus mendampingi masyarakat terdampak bencana. Tak hanya pada masa tanggap darurat saja, namun BNPB bersama pemerintah akan terus menyertai hingga pascabencana melalui program rehabilitasi dan rekonstruksi.
Kepala BNPB juga menyampaikan bahwa pemerintah akan segera membangun hunian tetap sebagai rumah relokasi bagi warga yang sebelumnya tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB). Bagi warga yang rumahnya rusak berat, pemerintah akan membantu biaya perbaikan atau pembangunan senilai 60 juta rupiah. Lalu untuk rumah rusak sedang berhak mendapat bantuan senilai Rp30 juta dan rumah rusak ringan sebesar Rp15 juta.
“Pemerintah tak akan tinggal diam setelah erupsinya selesai. Kami dari BNPB bersama pemerintah daerah akan tetap mendampingi Bapak-Ibu sekalian. Ada nanti mungkin di antara Bapak-Ibu sekalian akan direlokasi. Dipindah ke rumah baru. Karena rumah yang ditinggali sekarang berada di zona berbahaya,” ungkap Suharyanto.
“Bapak yang rumahnya rusak berat nanti berhak mendapat bantuan Rp60 juta untuk perbaikan atau pembangunan. Yang rumahnya rusak sedang Rp30 juta dan rusak ringan Rp15 juta. Ini semua atas arahan Bapak Presiden Joko Widodo,” tambahnya
Salah seorang warga yang lain melaporkan kepada Kepala BNPB terkait adanya kabar yang beredar bahwa Pulau Tagulandang akan tenggelam karena tsunami akibat dari erupsi Gunungapi Ruang yang akan terjadi lagi dan lebih besar.
Mendengar hal itu, Suharyanto lantas menjawab bahwa hal itu tidak benar dan masyarakat telah termakan berita hoaks. Oleh sebab itu, Kepala BNPB meminta agar masyarakat memperbarui informasi dari instansi berwenang seperti PVMBG, BNPB, BMKG,BPBD, TNI, Polri dan sebagainya.
“Itu tidak benar ya. Hoaks. PVMBG sudah mengeluarkan informasi terkait hal itu. Bahwa tidak benar Pulau Tagulandang akan hilang tenggelam. Saya harap kita semua selalu memperbarui informasi hanya dari instansi yang berwenang ya,” terang Suharyanto.
Dalam kesempatan itu, Kepala BNPB juga memberikan bantuan logistik dan sembako kepada warga pengungsi. Suharyanto juga meninjau dapur umum dan menyerahkan beberapa bahan masakan termasuk buah-buahan dan sayuran untuk dimasak. Dari peninjauan itu, Kepala BNPB memastikan bahwa kandungan gizi dari makanan yang dimasak disana telah memenuhi standar sehat.
“Sayuran dan buah sudah ada. Jadi kami harap ini sudah sesuai standar dan semoga kebutuhan gizi masyarakat pengungsi sementara disini terpenuhi,” tutup Suharyanto. (Joesvicar Iqbal)