Dengan beroperasinya smelter ini bersama dengan PT Smelting, akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 600.000 ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak per tahun. Maka, seluruh kosentrat tembaga yang diproduksi oleh PTFI dapat semuanya diproses dan dimurnikan di dalam negeri, demikian juga lumpur anoda dari PT Smelting.
Kehadiran PTFI di KEK Gresik juga diharapkan dapat menjadi magnet investasi, khususnya dalam mendukung industri hilirisasi seperti Electric Vehicle (EV). Hingga Maret 2024, KEK Gresik telah mencatatkan investasi sebesar Rp75,2 triliun dan menyerap lebih dari 35.000 tenaga kerja. Dengan begitu, peresmian ini tidak hanya menjadi tonggak sejarah dalam industri pemurnian tembaga di Indonesia, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan bahan baku industri strategis.
“Tentu ke depan Indonesia akan mampu untuk meningkatkan ekspornya. Kalau ekspor kita kuat, maka rupiah kita bisa stabil. Sebagai contoh, dari nikel itu dan dari kelapa sawit ekspor kita USD55 miliar. Nah impor minyaknya USD40 miliar. Jadi sebetulnya natural hedging itu terjadi,” pungkas Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, Jumat (28/6/2024). (ahmad)