Oleh karena itu, Bapanas telah menggelar gerakan Selamatkan Pangan dengan membuat platform dan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan penyedia makanan, food hub, serta penerima manfaat. Kemudian difasilitasi kendaraan logistik pangan untuk mendistribusikan makanan berlebih dari pendonor ke penerima.
Dari Desember 2022 sampai Juli 2024, pendistribusian pangan berlebih dari pendonor ke penerima manfaat khusus di Jabodetabek telah mencapai 65 ton. Tantangan ke depan adalah meningkatkan volume dan replikasi di daerah lain agar dapat memperluas jangkauan program ini.
Bapanas juga mendorong gerakan nasional yang disebut ‘Stop Boros Pangan dan Belanja Bijak’ untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang food loss and waste. Pasalnya kondisi ini dinilai menjadi tantangan besar dalam mewujudkan ketahanan pangan.
“Gerakan ini antara lain untuk meningkatkan kesadaran sosial melalui promosi, sosialisasi dan iklan bagi masyarakat terkait pencegahan dan pengurangan limbah makanan di Indonesia,” tutur Nyoto.