Penjelasan tersebut disampaikan Pengembang Teknologi Nuklir Ahli Muda di Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Haryo Seno mengenai ekuivalensi energi nuklir, saat menerima puluhan mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Pranata Indonesia Bekasi yang berkunjung ke Kawasan Kerja Bersama BRIN Tamansari Bandung, Kamis (25/7).
“Jika kita mengonsumsi energi batu bara seumur hidup, maka dibutuhkan sekitar 87.975 kg batu bara dengan risiko emisi karbondioksida (CO2) yang dihasilkan sebesar 253.281 kg. Pada penggunaan gas diperlukan sebesar 47.110 kg dengan emisi CO2 sebesar 127.218 kg. Sementara penggunaan minyak dibutuhkan 65.664 kg dengan emisi CO2 sebesar 209.678 kg,” paparnya.
Haryo menenrangkan, energi dari batu bara, gas, dan minyak menghasilkan emisi karbondioksida yang sangat besar.
“Akibat dari emisi tersebut akan terjadi pemanasan global dari efek rumah kaca. Berbeda dengan penggunaan energi dari sumber-sumber tersebut. maka energi nuklir yang dibutuhkan hanya sebesar 1,1 kg dengan resiko emisi mulai 0 sampai 3064 kg,” pungkas Haryo. (ahmad)