Terkait restrukturisasi kredit yang terjadi sebagai dampak pandemi COVID-19, Sigit mengatakan bahwa jumlah kredit yang direstrukturisasi telah turun dari Rp14,9 triliun pada awal 2024 menjadi Rp11,5 triliun pada pertengahan tahun ini.
“Hal ini menunjukkan kesiapan perseroan menghadapi kemungkinan tidak diperpanjangnya kebijakan relaksasi terkait COVID-19 yang berakhir pada Maret 2024 lalu,” katanya.
Seiring dengan baiknya pertumbuhan kredit tersebut, ia menuturkan bahwa likuiditas perseroan juga turut mencatatkan pertumbuhan yang sehat. Pihaknya mencatat bahwa dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi tumbuh sebesar 15,4 persen yoy menjadi Rp1.651 triliun.
Pertumbuhan DPK tersebut ditopang oleh dana murah (Current Account Saving Account/CASA), yaitu giro dan tabungan, yang masing-masing meningkat 23 persen yoy dan 13,4 persen yoy, dengan CASA ratio bank only sebesar 79,7 persen.
Sigit menuturkan bahwa kinerja positif perseroan secara keseluruhan juga terlihat berdasarkan Return on Equity (ROE) bank only yang berada pada level 24,4 persen, atau tumbuh 2,87 basis poin secara quarter-on-quarter (qoq). “Dan terakhir, rasio (kecukupan) permodalan atau CAR (capital adequacy ratio) bank only terjaga dengan sangat baik di level 19,4 persen,” imbuhnya. (lumi)